Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Paul is Live

31 Agustus 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penampilan Paul McCartney dalam konser-konser semakin membaik, seiring dengan bertambah tuanya penyanyi dan pencipta lagu asal Inggris itu. Itulah sebabnya film dokumenter konser Paul pada awal 1990-an lebih baik daripada pertunjukan langsungnya pada 1970-an. Lihat saja penampilannya dalam konser tur dunia pada 1993, yang DVD-nya diluncurkan dua pekan lalu. Tur keliling dunia itu dilakukan setelah bekas pemain bas The Beatles itu melepas album Off the Ground. DVD berjudul Paul Is Live in Concert yang berdurasi 88 menit ini menampilkan Paul —dalam konser solo maupun bersama band-nya—menyanyikan 21 lagu, termasuk Hope of Deliverance, Peace in the Neighborhood, Let Me Roll It, Drive My Car, Here, There and Everywhere, Let It Be, dan Paperback Writer. DVD ini juga memuat biografi, diskografi, dan galeri foto. Tata suaranya dolby digital 5.1, namun masih tak sebagus DVD Paul sebelumnya, Back in the US.

Pemburu 'Hotspot' Nirkabel

Bagi yang suka berburu "titik panas" (hotspot) jaringan nirkabel yang ada di penjuru kota, tak perlu lagi repot membawa komputer jinjing atau komputer genggam. Kini ada sebuah alat yang dapat menemukan sinyal jaringan nirkabel 802.11b atau 802.11g itu. Namanya Wi-Fi Finder. Alat berbentuk kotak seukuran gantungan kunci (7,5x1x 5,5 sentimeter) ini diproduksi oleh Kensington Technology Group, yang berkantor pusat di San Mateo, California. Wi-Fi Finder bekerja dengan tenaga baterai koin litium yang dapat bertahan sebulan. Untuk memeriksa keberadaan sinyal, tombol tunggalnya ditekan. Tiga lampu led (light emitted diode) menjadi pertanda kuatnya sinyal yang ditemukan. Butuh 30 detik bagi alat ini untuk menemukan ada tidaknya sinyal jaringan nirkabel. Wi-Fi Finder hanya mencari sinyal. Jadi, jangan harap ia memberi tahu apakah sinyal itu dilindungi oleh WEP (wired equivalent privacy), protokol keamanan untuk jaringan nirkabel, atau memberitahukan SSID (Service Set Identifier), semacam nama pengenal unik dari pemilik sinyal.

Mencoba Pesawat Wright Bersaudara

Ingin jadi pilot pesawat? Cobalah belajar sendiri melalui permainan komputer Flight Simulator 2004: A Century of Flight dari Microsoft Corp. Permainan ini mengajak pengguna menelusuri sejarah penerbangan yang tahun ini berusia seabad. Anda dapat mencoba bagaimana mengendalikan pesawat bermesin pertama di dunia buatan Wilbur dan Orville Wright, yang terbang pertama kali pada 17 Desember 1903. Juga delapan pesawat bersejarah lainnya seperti Ryan NYP Spirit of St. Louis milik Charles Lindbergh dan Douglas DC-3—pesawat bermesin pertama yang sukses berkeliling dunia. Tak ketinggalan pesawat seperti helikopter Robinson R-22 Beta II. Permainan ini juga memperkenalkan beberapa pembaruan, misalnya sistem yang bisa menghasilkan pemandangan yang realistis dan efek penampakan yang lebih detail, seperti awan yang tiga dimensi. Lebih dari 24 ribu bandar udara dunia dikenali oleh permainan ini (Flight Simulator 2002 hanya mengenali 22 ribu bandara). Sistem operasi yang diperlukan adalah Windows 98/Me/XP/2000. Selain itu, dibutuhkan prosesor berkecepatan 450 megahertz, memori 64-128 megabyte, dan ruang hard disk 1,8 gigabyte.


Jejak Maya

www.malariaandhealth.com/professional/l_index.htm
Malaria dan Kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), malaria menjadi salah satu dari tiga penyakit infeksi yang paling mematikan, bersama-sama dengan HIV dan tuberkulosis. Tiga penyakit itu penderitanya mencapai 300 juta dan membunuh lima juta orang setiap tahunnya. Sebanyak 100 negara di Afrika, Asia, Pasifik, Amerika Utara dan Tengah menjadi wilayah endemik malaria. Penyakit ini disebabkan oleh parasit darah dari genus Plasmodium. Parasit ini menggunakan nyamuk sebagai vektor untuk menginfeksi inangnya. Dari situs ini dapat dipelajari apa itu malaria dan bagaimana penanganannya.

www.migrant.or.kr/indonesia/indindex.htm
Komunitas Buruh Migran Korea

Saminten, perempuan berumur 24 tahun, adalah buruh migran Indonesia yang bekerja di keluarga How Hee Fatt di Singapura. Pada 11 April 2003, ia ditemukan tewas tergantung di pipa air dalam kamar mandi tempat ia bekerja. Kematian serupa banyak menimpa buruh migran. Setidaknya 90 pembantu rumah tangga asal Indonesia meninggal di Singapura saja. Saminten mungkin tak harus bernasib nahas jika ada perhatian dan perlindungan. Salah satu contoh baik adalah yang diberikan lembaga swadaya masyarakat The Indonesian Migrant Center (IMC). LSM ini mendampingi para TKI di Korea dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai buruh migran serta mendapatkan penghidupan yang layak. Dalam situs ini IMC menampilkan Buku Panduan Buruh Migran, terjemahan dari Migrant Workers Guidebook. Isinya mengenai apa saja yang dilakukan buruh migran ketika berada di Korea.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus