Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Merosot setelah Peluncuran Danantara, Dewan Penasihat Presiden Sebut Investor Salah Paham

Bambang Brodjonegoro mengatakan pasar masih mencoba memahami bagaimana Danantara akan berpengaruh terhadap kinerja BUMN.

25 Februari 2025 | 14.42 WIB

Presiden Prabowo Subianto ketika meluncurkan badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, 24 Februari 2025. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto ketika meluncurkan badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, 24 Februari 2025. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah peluncuran Sovereign Wealth Fund (SWF) Danantara, pasar saham Indonesia mengalami tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot, dengan investor asing menarik dana sebesar Rp3,47 triliun. Pengamat pasar modal dari Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengaitkan outflow itu dengan kekhawatiran terhadap dampak Danantara terhadap perusahaan BUMN di bursa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun, Dewan Penasihat Presiden Bambang Brodjonegoro, menilai ada kesalahpahaman di kalangan investor. Menurutnya, pasar masih dalam fase wait and see, mencoba memahami bagaimana Danantara akan berpengaruh terhadap kinerja BUMN. "Mereka ingin kepastian apakah dengan adanya Danantara ini akan makin membuat performa BUMN lebih baik," ujarnya saat ditemui di Gedung Sopo Del, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 25 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu kekhawatiran utama investor, kata Bambang, ialah potensi penurunan dividen dari perusahaan-perusahaan BUMN yang selama ini dikenal royal dalam membagikan keuntungan. Namun, Bambang menegaskan bahwa anggapan ini tidak sesuai dengan strategi pemerintah. "Saya yakin itu tidak menjadi bagian dari strategi. Kepentingan investor minoritas tetap akan menjadi perhatian utama bagi BUMN yang sudah Tbk," katanya.

Ia mencontohkan sektor telekomunikasi sebagai salah satu yang tetap menjaga kebijakan dividen agar tidak mengecewakan investor. Dengan demikian, ia berharap sentimen negatif di pasar dapat mereda seiring dengan pemahaman yang lebih baik terkait Danantara dan dampaknya terhadap saham BUMN.

Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan peluncuran Danantara masih memunculkan pertanyaan di kalangan investor mengenai transparansi dan tata kelolanya.

Dengan kondisi pasar yang masih dibayangi ketidakpastian, Audi mengatakan investor diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam mengambil posisi. "Selama belum ada kejelasan mengenai arah kebijakan ekonomi global dan mekanisme pengelolaan SWF Danantara, IHSG masih berpotensi bergerak dalam tekanan," ujar dia.

Faktor lain yang mempengaruhi melemahnya pergerakan IHSG ialah ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif resiprokal yang digulirkan kembali oleh mantan Presiden AS Donald Trump. 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus