Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengatakan kementeriannya telah menyusun sejumlah program hilirisasi Kelautan yang diharapkan bisa menyerap hingga 9.500 tenaga kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, kata dia, BKPM juga menargetkan kontribusi hilirisasi kelautan terhadap produk domestik bruto (PDB) bisa mencapai US$ 760 juta atau setara dengan Rp 12,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.260 per dollar AS). Kontribusi tersebut diharapkan bisa meningkatkan investasi sebesar US$ 807 atau setara dengan Rp 13,1 triliun demgan asumsi kurs yang sama. "Dan juga peningkatan eskpor kurang lebih hingga 9,5 juta yang akan kita targetkan di 2040," kata Todotua saat menjadi pembicara dalam forum diskusi Hilirisasi Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mencapai target tersebut pemerintah telah membuat tiga kawasan ekonomi khusus perikanan dan kelautan. Tiga kawasan itu berada di Kepulauan Morotai Maluku, Likupang Sulawesi Utara, dan Gresik Jawa Timur. "Ini adalah strategi yang akan kita kembangkan ke depannya dalam rangka hilirisasi sektor perikanan," ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Kepala BKPM itu menjelaskan bahwa tiga kawasan tersebut akan fokus menghilirisasi udang dan ikan tuna, cakalang, dan tongkol (CTC). Nantinya, kata dia, udang tidak lagi dijual dalam keadaan mentah. Tapi diproduksi lebih dulu menjadi udang beku, udang olahan, kitosan, hingga glukosamin.
Kitosan udang sendiri merupakan biopolimer yang didapat dari limbah udang yang diolah melalui proses deasetilasi kitin. Kitosan ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh,salah satunya menyerap logam-logam berat hasil Industri. Sementara glukosamin udang bisa diolah menjadi suplemen yang digunakan untuk memperbaiki kerusakan sendi "Demikian juga untuk tuna cakalang dan tongkol, produk prioritasnya ikan olahan, ikan beku, tepung ikan, dan minyak ikan," ucapnya menjelaskan.
Dengan strategi tersebut, Todotua berharap Indonesia menjadi market leader dalam produk ikan olahan di pasar Internasional. Tentunya, kata dia, untuk mencapai target tersebut Kementeriannya membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder terkait sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Investasi Nomor 1 Tahun 2022. "Di mana regulasi tersebut bertujuan untuk mendorong partisipasi pengusaha di daerah, dan pengusaha pusat," ucap Todotua.