Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos Pertamina Beberkan Modus Kecurangan di Sejumlah SPBU

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyatakan sudah mempelajari detail modus kecurangan pemalsuan takaran BBM di SPBU.

9 Desember 2024 | 16.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri (tengah) saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, membongkar modus praktik curang yang dilakukan sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Yogyakarta. Ia menyebutkan kecurangan itu di antaranya terlihat dari sejumlah alat elektronik khusus yang digunakan agar BBM yang dialirkan keluar lebih sedikit dari angka yang terlihat di layar indikator.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Modusnya antara lain ada soket di dekat tempat listrik, begitu juga ada semacam charger yang terhubung,” kata Simon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alat seperti charger yang tertancap di soket listrik itu, kata Simon, terhubung dengan alat yang bisa memperlambat putaran pengisian. Imbasnya, meskipun indikator digital terus menunjukkan penambahan, namun BBM yang mengalir ke tangki kendaraan tidak sesuai takaran.

Simon mengatakan, setelah diukur, alat tersebut terbukti bisa mengurangi 300 mililiter setiap pengisian 20 liter. Untuk itu, Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga, akan terus memastikan kalibrasi alat ukur yang sesuai standar operasional yang berlaku di perusahaannya.

“Sekecil apa pun itu, itu adalah hak rakyat yang dikurangi. Jangan sampai ada hak rakyat yang dikurangi,” kata dia.

Lebih lanjut, selain inspeksi mendadak, Pertamina akan terus melakukan pengawasan intensif. Selain itu, Simon mengatakan pengawasan dilakukan bersama Pertamina Digital Hub yang bisa mengawasi seluruh SPBU dengan menggunakan CCTV.

Ia mencontohkan empat SPBU milik swasta di Yogyakarta yang terbukti melakukan kecurangan telah disegel dan diambil alih oleh Pertamina. “Opersional diambil alih oleh Pertamina agar kita kembalikan prosedurnya sesuai standar operasional yang berlaku,” ujarnya.

Sebelumnya, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho menuturkan telah melakukan pembinaan terhadap empat SPBU yang melakukan kecurangan itu. "Empat SPBU yang ditutup di Yogyakarta memiliki kode 44, yang artinya kepemilikannya oleh pihak swasta atau dikelola perorangan, bukan retail Pertamina yang kodenya 41," kata dia.

Brasto menjelaskan terungkapnya empat SPBU yang melakukan kecurangan merupakan hasil inspeksi mendadak (sidak) menjelang persiapan pelayanan oleh Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru. "Dengan tidak beroperasinya empat SPBU itu konsumen dapat membeli di SPBU terdekat lainnya," kata dia.

Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus