Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BPS: Selama Pandemi Pengangguran di Cianjur Bertambah 25.891 Orang

BPS mencatat selama pandemi COVID-19 yang sudah berjalan satu tahun, membuat angka pengangguran di Cianjur mengalami peningkatan

6 Maret 2021 | 20.45 WIB

Sejumlah pekerja dengan mengenakan masker dan menjaga jarak menyelesaikan pesanan furnitur kualitas ekspor di perusahan furnitur PT Saniharto Enggalhardjo di Demak, Jawa Tengah, 9 Juni 2020. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan per 27 Mei 2020 jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan oleh perusahaan sebanyak 3,06 juta orang. Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan angka pengangguran akan mencapai 4,22 juta orang pada 2020. ANTARA FOTO/AJI STYAWAN
Perbesar
Sejumlah pekerja dengan mengenakan masker dan menjaga jarak menyelesaikan pesanan furnitur kualitas ekspor di perusahan furnitur PT Saniharto Enggalhardjo di Demak, Jawa Tengah, 9 Juni 2020. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan per 27 Mei 2020 jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan oleh perusahaan sebanyak 3,06 juta orang. Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan angka pengangguran akan mencapai 4,22 juta orang pada 2020. ANTARA FOTO/AJI STYAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama pandemi COVID-19 yang sudah berjalan satu tahun, membuat angka pengangguran di wilayah tersebut, mengalami peningkatan. Pengangguran meningkat sebanyak 25.891 orang dari sebelumnya 105.125 menjadi 131.016 orang.

Kasi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Cianjur, Warji Permana di Cianjur Jumat, mengatakan pihaknya mencatat angka pengangguran tahun 2020 meningkat dibanding tahun 2019, sebanyak 25.891 orang atau naik 1,21 persen, sebagian besar akibat pandemi.

"Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pemerintah daerah sempat berusaha menurunkan angka pengangguran dengan membuka berbagai lapangan pekerjaan termasuk memberikan izin sejumlah perusahaan besar berdiri di Cianjur," katanya, Sabtu 6 Maret 2021. 

Namun selang beberapa bulan pandemi yang menghantam seluruh dunia, membuat angka pengangguran di Cianjur, meningkat karena berbagai faktor seperti PHK besar-besaran akibat perusahaan menghentikan produksi, angka kunjungan wisatawan menurun tajam, hingga sektor usaha kecil menengah sepi pesanan.

"Namun ini terjadi di seluruh Indonesia bahkan dunia, karena pandemi seluruh sektor terkena imbasnya, sehingga angka pengangguran meningkat termasuk di Cianjur," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Disnakertrans Cianjur, Ricky Ardhi, mengatakan naiknya angka pengangguran di Cianjur karena imbas pendemi COVID-19, dimana sebagian besar pekerja banyak yang dirumahkan karena perusahaan tidak dapat berproduksi karena berbagai hal termasuk terhentinya bahan baku.

"Pemerintah daerah, saat ini tengah meningkatkan hubungan kerja industrial yang kondusif dan harmonis sehingga bisa meminimalisir perselisihan antara pihak perusahaan dan karyawan. Bahkan pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai kemudahan untuk investor guna berinvestasi di Cianjur," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Faktor lain tutur dia, akibat pertumbuhan angkatan kerja tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang ada. Sehingga pemerintah daerah sedang berusaha mengatasi masalah pengangguran dengan cara memperluas kesempatan kerja bagi pancari kerja.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus