Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 melambat dibanding tahun sebelumnya. Ekonomi Indonesia 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen. Pada 2023 ekonomi Indonesia yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amalia mengatakan seluruh lapangan usaha tumbuh positif sepanjang 2024. “Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian dan diikuti konstruksi, kemudian pertambangan,” ujarnya di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni 0,90 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran penyumbang pertumbuhan ekonomi utama adalah konsumsi rumah tangga, disusul PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dan ekspor.
Konsumsi rumah tangga berkontribusi 54,04 persen bagi pertumbuhan. Sepanjang 2024 laju pertumbuhannya sebesar 4,94 persen. Kontribsi pengeluaran lain yang menopang pertumbuhan adalah PMTB yang tumbuh 4,61 persen, selanjutnya ekspor barang dan jasa 6,51 persen.
Pertumbuhan ini sebelumnya telah diprediksi oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Dalam seri analisis makro ekonomi Indonesia memaparkan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 juga tak akan jauh dari angka pertumbuhan tahun ini.
LPEM FE UI memprediksi ekonomi tahun ini hanya akan ada pada kirsaran 5,0 persen hingga 5,1 persen. “Indikasi adanya permasalahan struktural yang membuat perekonomian Indonesia tidak mampu tumbuh 5 persen tanpa adanya faktor musiman.”