Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V atau PTPN V, Budiman Sudjatmiko ingin agar manfaat bagi sawit rakyat tepat sasaran. Hal itu perlu dilakukan penguatan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes dan koperasi rakyat di 80 desa petani plasma PTPN V.
"Terutama dari profesionalisasi manajemen mereka dan melibatkan mereka dalam inovasi sosial dan teknologi tepat guna," kata Budiman saat dihubungi, Ahad malam, 31 Januari 2021.
Hal itu dilakukan, sembari direksi membenahi tata kelola perusahaan yang baik. Dia juga sudah rapat dengan Dewan Komisaris PTPN V untuk secara lebih rutin bersama-sama atau pun sendiri-sendiri turun ke lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan tentunya.
Dia pun menargetkan akan melakukan pendataan rantai proses budi daya sawit dari tanam sampai produksi dan penjualan. Sehingga, kata dia, konsumen sawit tahu riwayat asal petak-petak kebun sawit dan kondisi kesehatan tanaman, serta lingkungan sosialnya untuk memenuhi Round Sustainable Palm Oil(RSPO). "Sehingga tak ada alasan pasar Eropa menolak sawit kita," ujar Budiman Sudjatmiko.
Sepanjang tahun 2020, PTPN V mencatatkan laba unaudit Rp 405 miliar. "Kami bersyukur dari segi keuangan, laba setelah pajak pada 2020 mencapai Rp 405 miliar dan ini adalah rekor tertinggi sepanjang 12 tahun terakhir," ujar kata Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K. Santosa dalam siaran keterangan tertulis.
Laba ini dihasilkan dari pendapatan unaudit sekitar Rp 5,3 triliun atau naik hampir 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 4,18 triliun. Jatmiko menyebut capaian laba ini dampak dari transformasi yang dijalankan perusahaan selama 2 tahun terakhir.
"Sejak 2019 kami telah menancapkan pondasi kuat untuk mengubah PTPN V ke arah yang lebih baik. Ketaatan pada aturan, validitas data, transformasi digital, dan kembali ke khitah kami sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat, membantu kami dapat mengarungi 2020 dengan baik sehingga mencatatkan hasil yang positif," kata dia.
Jatmiko menjelaskan dengan realisasi pendapatan Rp 5,3 triliun, pihaknya melewati target yang ditetapkan oleh holding sebesar Rp 4,6 Triliun. Pencapaian itu tidak terlepas dari produktivitas perusahaan yang juga mencatatkan rekor tertinggi.
Produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit PTPN V berhasil mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri yaitu mencapai 23,87 ton per hektare per tahun. Angka ini setara dengan 0,46 persen di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk produk utama seperti CPO dan PKO, PTPN V telah memproduksi 544.010 ton CPO dan 107.875 ton PKO. Rendemen masing-masing produk mencapai 21,39 persen dan 4,24 persen. Kini PTPN V memiliki tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk dilepas ke petani sawit Riau dengan harga yang murah.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Dikritik Terima Jabatan di PTPN, Budiman Sudjatmiko: Rumah Gak di Beverly Hills
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini