Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bulog Diminta Serap Jagung Petani untuk Stok Agar Tak Perlu Impor

Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk memaksimalkan penyerapan jagung petani terutama saat memasuki panen.

23 Januari 2019 | 01.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau stok beras di Gudang Bulog, Perum Bulog Divre DKI Jakarta, Kamis 10 Januari 2019. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk memaksimalkan penyerapan jagung petani terutama saat memasuki panen puncak guna mengantisipasi jatuhnya harga jagung.

Baca juga: Pemerintah Akan Impor Jagung Pakan Ternak 30 Ribu Ton

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini di Probolinggo terdapat lahan jagung seluas 2.000-3.000 hektare yang siap panen. Harga jagung petani di wilayah tersebut sebesar Rp4.000 per kilogram.

"Harganya Rp 4.000 di tingkat petani, nanti mulai masuk panen puncak, ini bisa lebih murah. Sehingga kita melakukan antisipasi dari sekarang," kata Menteri Amran usai menghadiri rakortas di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa, 23 Januari 2019.

Amran menjelaskan upaya penyerapan jagung petani juga dilakukan untuk mengisi stok di gudang Bulog sebagai persiapan saat musim paceklik yang jatuh sekitar Oktober. Pada musim paceklik, tentu produksi jagung berkurang.

Dengan adanya stok yang sudah disimpan, diharapkan Bulog tidak perlu mengimpor jagung lagi pada akhir tahun ini.

Kementerian Pertanian pun telah menyiapkan 900 ribu unit pengering untuk menjaga kualitas jagung yang dipanen agar tetap kering sesuai dengan kadar air yang ditentukan.

"Kita antisipasi dan kita siapkan 'dryer' dari Kementerian Pertanian atas perintah Presiden sebanyak 900.000 unit untuk jagung dan beras tapi kita fokuskan jagung," kata Amran.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang juga menghadiri rakortas tersebut, mengatakan penyerapan jagung mengikuti wilayah yang sudah memasuki masa panen berdasarkan data pemetaan Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik.

"Sekarang sudah kita petakan beberapa wilayah termasuk Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Jawa Timur, Jawa Tengah, itu akan kita serap," katanya.

Meski belum ditetapkan tonase jagung yang akan diserap Bulog, ia mengatakan cadangan jagung yang disimpan disesuaikan untuk kebutuhan peternak dan pengusaha pakan.

Terkait harga jagung yang diserap Bulog, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan bahwa harga pembelian disesuaikan oleh Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp3.150 per kg untuk jagung dengan kadar air 15 persen. "Sesuai HPP, kalau penyerapan ada persentase berapa persen keringnya, sekitar Rp3.150," kata Enggar.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus