Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemotongan hewan kurban tahun ini diperkirakan naik 6 persen.
Sebanyak 16 provinsi dan 82 kabupaten/kota terjangkit PMK.
Produksi vaksin PMK pada hewan ternak ditargetkan selesai sebelum Agustus.
JAKARTA — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperkirakan pemotongan hewan kurban pada tahun ini naik 5-6 persen dibanding pada 2021, yaitu sekitar 1.722.982 ekor. Meski ternak di sejumlah daerah terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), Syahrul mengklaim ketersediaan hewan kurban cukup.
"Hewan kurban tersebut bukan berasal dari daerah atau kota yang masuk zona merah terkonfirmasi PMK," kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, kemarin. Menurut dia, pasokan hewan kurban pada tahun ini mencapai 1.731.594 ekor.
Kementerian Pertanian sedang mempersiapkan pendataan dan sosialisasi PMK kepada pedagang hewan kurban yang akan dilakukan oleh seluruh dinas kabupaten/kota. "Semua dibekali full dengan petunjuk teknis pelaksanaan pemotongan hewan kurban untuk dipedomani, dalam rangka memenuhi hewan kurban yang meliputi sapi, kerbau, kambing, dan domba," kata dia.
PMK menyerang ternak berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Penularan PMK cukup cepat, yaitu melalui kontak langsung serta lewat udara alias airborne.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur, pada 28 April lalu. Per 22 Mei 2022, Kementerian Pertanian mencatat ternak di 16 provinsi dan 82 kabupaten/kota terjangkit PMK. Enam belas provinsi tersebut memiliki populasi ternak sebanyak 13.841.258 ekor dengan jumlah hewan yang terkena dampak 5.454.454 ekor. Dari total populasi tersebut, sebanyak 20.723 ekor atau sekitar 0,36 persen tertular PMK.
Dari total hewan yang sakit, sebanyak 6.896 ekor bisa disembuhkan atau 33,29 persen; 162 ekor atau 0,78 persen dipotong paksa; serta 142 ekor atau 0,69 persen mati.
Pedagang bertransaksi sapi di pasar hewan Tertek, Kediri, Jawa Timur, 23 Mei 2022. ANTARA/Prasetia Fauzani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ternak yang terkena PMK tidak menularkan penyakitnya kepada manusia. Daging ternak yang tertular tetap dapat dikonsumsi manusia dengan cara pemotongan yang ketat di rumah potong hewan (RPH). Sedangkan organ hewan yang terinfeksi harus dimusnahkan sesuai dengan protokol kesehatan hewan yang ada.
Syahrul menyebutkan produksi vaksin PMK untuk ternak ditargetkan selesai sebelum Agustus tahun ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan vaksinasi massal pada populasi ternak. "Insya Allah dalam waktu yang sangat singkat pada saat ini Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Kementan sedang membuat vaksin PMK yang ditargetkan selesai empat bulan atau sebelum Agustus 2022," kata dia.
Dia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian melalui Pusvetma telah mengidentifikasi serotipe virus penyebab penyakit PMK yang merebak di Indonesia. Jenis virus yang beredar di Indonesia adalah O/ME-SA/Ind-2001e, yang umum ditemukan di Asia Tenggara.
Berdasarkan serotipe virus yang telah diidentifikasi tersebut, Kementerian Pertanian akan memproduksi vaksin di dalam negeri untuk kebutuhan vaksinasi massal ternak. Menurut Syahrul, vaksinasi massal akan segera dilakukan setelah vaksin diproduksi. Hewan yang akan divaksinasi ialah populasi ternak yang berpotensi terkena PMK.
Kejadian PMK dalam skala luas akan memberi dampak kerugian ekonomi akibat menurunnya produktivitas, kematian, dan harga jual yang murah. Selain itu, PMK akan berdampak pada perdagangan internasional, baik ternak hidup maupun produk ternak, karena adanya larangan ekspor.
"Namun ternak yang terkena PMK tidak menular kepada manusia dan daging ternak yang tertular tetap dapat dikonsumsi oleh manusia dengan cara pemotongan yang ketat di RPH. Lalu organ yang terinfeksi harus dimusnahkan sesuai dengan protokol kesehatan hewan yang ada," kata Syahrul.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengatakan telah membentuk tim khusus untuk mengawasi dan mencegah masuknya PMK. Tim ini juga mengedukasi orang-orang yang terlibat dalam penjualan daging sapi, dari peternak, pemasok, hingga petugas rumah pemotongan hewan.
Berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan, populasi ternak di DKI Jakarta lebih-kurang 10.728 ekor. Hewan tersebut terdiri atas 1.349 sapi perah, 1.723 sapi potong, 42 kerbau, 5.626 kambing potong, 1.620 domba, dan 368 kambing perah. Adapun hewan kurban yang masuk ke DKI Jakarta, berdasarkan data 2021, sebanyak 64.578 ekor. Hewan tersebut terdiri atas 20.449 sapi, 294 kerbau, 37.814 kambing, dan 6.021 domba. "Kesemuanya merupakan hewan yang rentan terkena PMK," ucap Suharini.
ANT
Baca: Pemeriksaan Ketat untuk Hewan Ternak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo