Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Cerita Nasabah Koperasi Melania Credit Union Tak Bisa Tarik Tabungan Rp 1,3 Miliar

Pengamatan Tempo pada Jumat siang, 11 April 2025, kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis Bandung tak beroperasi.

13 April 2025 | 17.33 WIB

Anggota menyambangi kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis no 2, Bandung. Tetapi kantor koperasi tutup, Jumat, 11 April 2025. Tempo/Martha Warta Silaban
Perbesar
Anggota menyambangi kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis no 2, Bandung. Tetapi kantor koperasi tutup, Jumat, 11 April 2025. Tempo/Martha Warta Silaban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Para anggota Koperasi Melania Credit Union Bandung gagal menarik tabungan yang disimpan bertahun-tahun. Salah satu dari mereka, Muna-bukan nama sebenarnya- mengatakan tabungannya tidak bisa diambil sejak Juni 2023 lalu. Tabungan Muna sekitar Rp 1,3 miliar termasuk bunga tabungan dan deposito yang disimpannya sejak 2018 silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Awalnya lancar bisa mengambil uang Rp 10 juta di bulan Januari dan 10 juta lagi Februari 2023," kata dia yang didampingi suaminya, Janto--bukan nama sebenarnya, kepada Tempo, Selasa sore, 8 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi kemudian pada Maret 2023, sepasang suami istri ini hanya bisa menerima Rp 100 ribu dari koperasi. Bahkan nol rupiah di bulan-bulan berikutnya. Padahal Janto sudah berencana bersama teman-temannya untuk mengerjakan proyek seiring pasca-pensiun di tahun itu. "Sampai sekarang hubungan saya dengan teman-teman menjadi renggang, karena saya dikira tidak commit. Padahal uang saya tertahan di koperasi," kata dia.

Janto pun berupaya menemui Manajer Koperasi Melania Credit Union atau KSP Melania, William Setiadi, secara langsung untuk menagih simpanannya. "Dijanjikan sejak Mei sampai diinfo bisa ketemu tanggal 27 September 2023, tapi ternyata yang menemui bukan William. Dibilangnya ada urusan," tutur dia. 

Pada Juni 2023, Muna jatuh sakit. Ia harus menjalani operasi dan di situlah ia meminta lagi ke koperasi agar tabungannya bisa diambil Rp 5 juta. Namun koperasi memberikan kepadanya secara dicicil Rp 2 juta, kemudian Rp 3 juta. "Bahkan tahun 2024, koperasi membuat kebijakan baru, boleh ambil tabungan bai yang sakit kalau ada kuitansinya. Lah bagaimana mungkin, orang sakit masa minta kuitansi dulu ke rumah sakit?" kata dia.

Ketika suaminya, Janto, harus pasang ring karena terkena serangan jantung di akhir 2023, mereka tak berhasil menarik tabungannya. "Tidak ada dana dari koperasi. Yang sebelum-belumnya minta pun tidak diberikan sesuai harapan. Kami hanya bisa dapat uang, jika kami datang ke kantor Rp 100 ribu sekali ambil, itu pun jika ada uang tunai di kantor yakni jika ada yang setor atau hasil nagih info dari admin," ujar Janto.

Selain kesulitan membiayai kehidupan sehari-hari, mereka pun kesukaran membiayai pendidikan anak semata wayangnya. Karena uang simpanan dan 12 rekening deposito yang seharusnya cair bertahap hingga Januari 2024 tak kunjung diterimanya. Bunga deposito yang ditawarkan koperasi saat itu adalah 12 persen per tahun. "Kami sudah jual barang-barang, motor, perhiasan sampai dengan cincin nikah," kata Janto. 

Di tempat yang sama, Yunita Tan mengatakan tabungan dia dan keempat temannya sekitar Rp 150 juta masih tertahan di Koperasi Melania. Mereka berlima rutin  menabung sejak 2021 silam sekitar Rp 2,3 juta per bulan dengan tujuan untuk dana THR. Bunga yang ditawarkan Koperasi untuk tabungan sebesar 7 persen. "Mau diambil pertengahan 2024 tidak bisa, alasannya masih ada rush," kata pengusaha UMKM ini.

Bahkan ia sempat menghubungi langsung Manajer Koperasi Melania bernama William untuk mengurus tabungan milik sepupunya sebesar Rp 30 juta untuk biaya pendidikan juga berujung nihil. Sepupunya ini buruh pabrik yang rutin menyisihkan dana menabung.

Yunita mengatakan setidaknya 225 orang tergabung dalam Komite Krisis dengan total dana Rp 57 miliar tertahan di koperasi. "Dua orang anggota sudah meninggal dunia dalam kondisi kritis dan miskin, karena uangnya tertahan," kata dia. Di luar Komite Krisis, lebih dari 2 ribu anggota maupun non anggota yang dananya gagal bayar.

Pengamatan Tempo pada Jumat siang, 11 April 2025, kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis Bandung tak beroperasi. Kantor yang berpagar hitam itu tertutup rapat dan digembok. Hanya tampak sepeda motor parkir di dekat pintu garasi. Tak terlihat pengurus maupun pegawai koperasi yang bertugas.

Petugas keamanan yang ditemui Tempo di kantor Melania, Sandi Agus mengatakan, tidak ada lagi pegawai koperasi yang bekerja. Ia tak ingat persis waktunya. Pun dengan pengurus dan pengawas koperasi tak pernah datang. "Karyawan sudah banyak yang keluar, karena tidak digaji," kata Sandi. 

Seorang ibu paruh baya yang datang Jumat siang itu juga mengatakan sudah bolak-balik ke Jalan Batik Rengganis tapi tak berbuah hasil. Tabungannya sebesar Rp 350 juta belum bisa ditarik hingga kini. "Padahal itu uang simpanan dari penjualan angkot (angkutan umum) dan pensiunan," kata dia yang datang ditemani suaminya. Sejak pertengahan tahun 2023 silam, ia berupaya untuk mengambil dananya. "Sudah lama ini begini. Alasan pegawai bilang uangnya masih banyak di luar," ujar dia yang tidak bergabung dengan Komite Krisis. 

Tempo mengkonfirmasi hal ini kepada pengurus dan manajer Koperasi Melania Credit Union. "Silakan ke pengurus saja ya. Mohon maaf," kata William membalas WhatsApp, Sabtu malam, 12 April 2025. Sedangkan Ketua Koperasi Melania Andreas Indrayadi, Wakil Ketua Djoko Susilo tak membalas telepon maupun pesan yang dikirimkan Tempo.

Koperasi Melania berdiri sejak 1991 dari sekelompok orang di lingkungan Gereja Santa Melania. Pada 2003, koperasi ini menjadi terbuka untuk umum dengan mendapat pengesahan dari Wali Kota Bandung melalui Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Nomor 512/BH.12-DISKOP/2003 tanggal 13 Februari 2003.

Han Revanda berkontribusi dalam tulisan ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus