Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Belum pasti dari washington

Sidang tahunan IMF dan Bank Dunia di Amerika Serikat belum menyetujui tambahan jumlah pinjaman negara-negara berkembang.(eb)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA Serikat kembali dipandang sebagai pihak yang kurang simpatik bila berhadapan dengan Dunia Ketiga. Hal ini terasa pada sidang tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, yang baru saja berlangsung di Washington. Sekalipun Presiden Ronald Reagan berusaha keras mengimbau Congress (DPR AS) akan pentingnya peranan IMF bagi sistem keuangan internasional, toh anggota Partai Republik yang konservatif, partainya Reagan, belum bisa meluluskan permintaan tambahan bantuan untuk IMF sebesar US$ 8,4 milyar. Dalam sidang itu diputuskan bahwa jumlah pinjaman yang bisa diberikan kepada IMF untuk 1984 maksimum 102% dari kuota simpanan seluruh anggota dalam bentuk spesial drawing right (satu SDR sebanding dengan US$ 1,06). Negara berkembang menuntut agar jumlah maksimum pinjaman itu mencapai 150% dari kuota simpanan, tapi Congress di AS menentangnya. Dalam sidang yang lampau, jumlah dana IMF yang bisa diambil sebagai pinjaman setelah ditambah US$ 40 milyar - mencapai Rp 100 milyar. Dari tambahan US$ 40 milyar itu, AS hanya diminta memberi tambahan lagi US$ 8,4 milyar tadi. Belum diketahui apakah Presiden Reagan bisa membujuk para pendukungnya dalam Congress. Sampai awal minggu ini hanya anggota paling besar AS-lah yang masih berkeras. Dalam usaha lebih mengontrol pinjaman yang diberikan kepada negara berkembang, suatu rancangan undang-undang, yang bisa membatasi bank-bank komersial memberikan pinjaman kepada negara berkembang, sekarang juga sudah masuk di Congress. RUU tersebut mengharuskan setiap bank yang memberikan pinjaman komersial kepada negara berkembang menyisihkan suatu cadangan tertentu. Maksudnya untuk menutup kerugian yang mungkin timbul kalau terjadi tunggakan besar, seperti yang terjadi dengan Meksiko, Brazil, dan beberapa negara berkembang lain. Tapi tampaknya pemerintah AS toh cenderung memenuhi permintaan tambahan utang untuk negara berkembang yang dipandang benar-benar terdesak. Mereka rupanya sadar, tambahan pinjaman itu akan bisa meningkatkan kemampuan impor mereka dari negara industri, seperti AS. Lagi pula, ekspor AS ke negara berkembang kini meliputi 30% dari seluruh ekspornya, hingga Washington tak bisa mengabaikan peranan negara berkembang dalam perdagangan luar negerinya. Bank Ekspor Impor AS baru-baru ini juga telah memberikan tambahan kredit kepada Brazil sebanyak US$ 1,6 milyar. Kelompok Amerika Latin, yang dituding sebagai pengutang besar, juga tidak diam diri. Di Caracas, ibu kota Venezuela, beberapa waktu lalu, kelompok Amerika Latin mengkritik sistem pinjaman IMF sekarang, yang bunganya terlalu tinggi, waktunya terlalu pendek, dan persyaratannya sulit diterima. Mereka juga bertanya: Bagaimana negara bekembang bisa memperoleh tambahan devisa untuk membayar utangnya, bila ekspornya dihadang proteksi di negara industri?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus