Dana perbankan yang ditempatkan dalam instrumen sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus menyusut dalam setahun terakhir. Penyebabnya tak lain adalah penurunan suku bunga SBI yang sangat signifikan selama 2002. Berdasarkan data di Bank Indonesia, dana perbankan yang dibelikan SBI pada Januari 2002 masih Rp 97,2 triliun atau 15 persen dari dana yang ada di perbankan sebesar Rp 645 triliun. Pada saat itu, suku bunga SBI untuk jangka 1 dan 2 bulan masih 17,42 persen dan 17,63 persen. Simpanan SBI tersebut menurun dengan cepat dan pada November lalu tinggal Rp 78,1 triliun atau hanya 12 persen dari dana perbankan. Pada akhir tahun, suku bunga SBI 1 bulan dan 3 bulan masing-masing tinggal 12,93 persen dan 13,12 persen.
Ini berita yang cukup menggembirakan karena aliran dana ke sektor riil meningkat. Pada Januari 2002, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga masih 44,4 persen, pada November lalu sudah 49,3 persen (Rp 402,2 triliun). Diperkirakan penurunan suku bunga SBI masih terus berlanjut. Pada lelang Rabu pekan lalu, tingkat bunga SBI sudah terpangkas lagi menjadi 12,84 persen, sedangkan yang tiga bulan berbunga 12,93 persen. Namun, menurut ekonom Martin Panggabean, penurunan suku bunga ini tidak akan sedrastis tahun lalu. "Bahkan saya menduga suku bunga cenderung stabil di posisinya sekarang," katanya. Kendati demikian, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga diramalkan bakal meningkat. Selain bunga SBI yang terus turun, bank-bank rekap juga mulai mengurangi obligasi rekap yang juga makin tidak menarik gara-gara SBI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini