BISNIS Korea Selatan di Indonesia rupanya semakin berkembang, sehingga bank terbesar dari negeri Roh Tae Woo itu mengimbanginya dengan membuka bank patungan di Jakarta. Pekan lalu, Korea Exchange Bank (KEB) meresmikan kerja samanya dengan Bank Danamon melalui Korea Exchange Bank Danamon (KEBD). KEBD memiliki modal awal Rp 50 milyar, dengan perincian 85% saham dikuasai oleh Korea Exchange Bank dan 15% di tangan Danamon. Manajemen tentu dipegang pihak KEB yang menunjuk Kim Kyeong Deock sebagai presiden direktur. Sedangkan bos Danamon, Usman Atmadjaja, memegang posisi komisaris utama. Menurut General Manager KEBD, Lee Jae Kook, KEB adalah bank pemerintah Korea Selatan, dengan aset (akhir tahun lalu) tercatat US$ 27.337.269.000 (senilai Rp 50,5 trilyun lebih). Itu berarti hampir 3 x lipat aset BNI (sekitar Rp 17,7 trilyun) -- yang merupakan bank pemerintah terbesar di Indonesia. "Kami memilih Danamon sebagai partner, karena kami menilai bagus performancenya," kata Lee kepada Wahyu Muryadi dari TEMPO. Apa kata pihak Danamon? Menurut General Manager Business Development Bank Danamon, John Lumowa, patungan dengan Bank Korea sudah lama merupakan cita-cita Bank Danamon. "Mereka sudah terkenal. Dari mereka, kami juga mengadaptasi beberapa teknik perbankan," ia menambahkan. Sasaran utama KEBD tentu saja perusahaan-perusahaan Korea Selatan, yang di Indonesia kini jumlahnya ada 200.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini