SEBUAH kapal yang berkapasitas 1.100 kontainer merapat di pelabuhan Tanjungpriok, dua pekan lalu. Namanya Sachsen, milik Deutsche Seerederei Rostock (DSR), sebuah perusahaan pelayaran Jerman yang mengoperasikan sekitar 200 kapal. Lain dari biasanya, DSR tidak hanya sekadar membongkar tapi juga menaikkan muatan berupa barang-barang ekspor produksi Indonesia. Kegiatan ini merupakan awal dari sebuah terobosan yang diupayakan bersama-sama dengan Djakarta Lloyd (DL), untuk ekspor langsung dari Tanjungpriok ke negara tujuan, tanpa melalui Singapura. Setelah Sachsen, akan ada empat kapal besar lainnya yang ikut "menerobos", yakni kapal milik Senator Bremen dari Jerman, dan Cho Yang Shipping dari Korea Selatan. "Dulu ekspor melalui Singapura dianggap yang tercepat. Kini, dengan end to end (ETE) service, jauh lebih cepat lagi," kata Mushaf Mulia, Direktur DL. Menurut Mushaf, biaya menjadi lebih ringan. Soalnya, tak perlu mengeluarkan ongkos "ngetem" di Singapura yang 15 ribu dolar per hari, plus ongkos mengangkut barang dari pelabuhan ke kapal yang 300 dolar per kontainer. Untuk menunjang jurus baru ini, selain akan menggunakan feeder sendiri, DL juga akan mengumpulkan barang ekspor dari berbagai pelabuhan kecil dengan memanfaatkan kapal-kapal feeder milik perusahaan pelayaran swasta nasional. Mungkin agar terobosan ini sukses, DL juga akan memakai jurus promosi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini