LOGO SS sejak Jumat pekan lalu tampil di Surabaya, tepatnya ketika sebuah gedung berlantai 12 diresmikan, oleh Menparpostel Soesilo Soedarman. Bagi warga Surabaya, gedung itu lebih dikenal sebagai "monumen mangkrak". Itulah gedung yang terbengkalai sejak tahun 70-an dan kini menjulang sebagai Sahid Surabaya Hotel. Hanya saja, hotel itu baru bisa dikatakan hampir tergolong berbintang empat, tak lain karena kolam renangnya belum selesai. "Akan dibangun dalam tahap II nanti," kata pemiliknya, Sukamdani Sahid Gitosardjono. Yang sudah betul-betul siap adalah 250 kamar, plus kedai kopi, bar, dan sebuah ruang pertemuan berkapasitas 200 kursi. Untuk itu, Sahid harus merogoh Rp 22,5 milyar -- separuhnya dibiayai oleh Bank Bumi Daya. Untuk meneruskan pembangunan kolam renang, fitness centre, dan beberapa toko, Sukamdani masih harus mengeluarkan Rp 6,5 milyar lagi. Surabaya Sahid Hotel adalah yang kesembilan dalam rangkaian hotel milik Sahid Group. Selain di Jakarta, Sahid sudah membangun rantai di Lampung, Manado, Ujungpandang, Bali, Yogya, dan Solo (2). Khusus untuk Sahid Surabaya, grup ini harus melalui proses yang tidak murah. Sebelum berhasil menggandeng Bank Bumi Daya, Sahid berpatungan dengan pengusaha lokal. Karena tak cocok, pembangunan hotel lalu macet. Baru sejak April lalu Sahid mengambil alih seluruh saham. Dan itu "Milyaran rupiah," kata Sukamdani waktu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini