UDANG yang "masih" primadona ekspor nonmigas itu rupanya tak luput dari uluran kredit Asian Development Bank (ADB). Pekan lalu, ADB siap menyalurkan sekitar 46,3 juta dolar untuk membantu pembangunan 500 hektar tambak udang yang tersebar ditujuh provinsi di Indonesia. Dengan demikian Bukopin, sebagai bank pelaksana, cukup menyediakan 14,5 juta dolar sekitar 18,9% dari total investasi. Dan jumlah ini sama dengan modal yang disetor oleh perusahaan inti, yang berhak mengelola 100 hektar tambak. Sisanya, 1,4 juta dolar, akan disediakan Ditjen Perikanan sebagai wakil pemerintah. Seluruh tambak yang akan dibangun di wilayah NTB, Riau, Sum-Ut, Aceh, Sul-Teng, Kal-Tim, dan Kal-Sel ini akan menghabiskan sekitar 76,7 juta dolar (Rp 130 milyar). Investasi ini diharapkan bisa menguntungkan petani tambak, yang sebagai penggarap tambak plasma -- masing-masing mengelola tiga hektar akan menikmati kredit murah berbunga 1% per bulan. Fasilitas serupa juga diperoleh perusahaan inti, kendati mereka hanya memperoleh kredit 54% dari total investasi. Fasilitas serupa juga diperoleh perusahaan inti, kendati mereka hanya memperoleh kredit 54% dari total investasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini