POLA perdagangan internasional untuk abad ke-21 telah dapat diletakkan dasar-dasarnya dalam sidang informal GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) di Jenewa, akhir pekan silam. Sidang itu mencapai 3 kesepakatan utama -- tentang subsidi pertanian, tekstil & pakaian jadi, dan intellectual property right -- di samping pengesahan untuk 11 persetujuan yang disepakati di Montreal Desember silam. Masalah subsidi pertanian semula memang terbentur jalan buntu, hingga Arthur Dunkel, Direktur Jenderal GATT, sempat berkomentar bahwa ia "tidak merasa tenang melihat situasi sidang." AS dan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) sejak awal bertarung ketat soal subsidi ini. Kedua belas negara Eropa, misalnya, menolak membekukan subsidi ekspor, padahal itulah yang diperjuangkan AS bersama Australia, Kanada, dan beberapa negara Dunia Ketiga. "Adalah sia-sia menertibkan subsidi ekspor, sementara subsidi produksi dibiarkan saja," tukas Karl Falkenberg, juru bicara MEE. Dia khawatir, para petani Eropa akan rugi berat bila tertib subsidi ekspor itu diberlakukan. Mungkin karena itu, Ketua Komite Senat Keuangan AS, Lloyd Bentsen, sampai bicara agak keras. Dikatakannya, AS akan balas dendam bila MEE memasang tarif tinggi untuk komoditi pertanian dari AS. Dia juga cemas bahwa gerak bank-bank AS akan dibatasi di Eropa. "Orang Eropa bilang, kalau Anda mau berdagang di negara kami, patuhilah batasan-batasan kami. Amerika sebaliknya, justru membuka diri," tutur Bentsen. Setelah berdebat seru, duri-duri pertentangan bisa disingkirkan juga, Jumat silam. AS dan MEE bersepakat untuk mendukung pembekuan subsidi pertanian mulai tahun 1990. Menjelang pembekuan itu. mereka bersedia mengurangi subsidi (subsidi pertanian AS sekitar US$ 25 juta, MEE US$ 23 juta, dan Jepang US$ 15 juta). Tanpa kesepakatan tersebut, sidang informal GATT boleh dikatakan tidak mencatat hasil yang berarti. Pada intinya, kesepakatan itu berangkat dari tekad: mengurangi subsidi secara besar-besaran, kendati pelaksanaannya tidaklah mudah. "Harus ada kemauan politik," ujar Michael Gifford, ketua delegasi Kanada. Kesepakatan di bidang lain menyusul Sabtu keesokan harinya. Soal tekstil dan ekspor pakaian jadi memang termasuk isu yang alot, tapi dicoba diatasi dengan suatu keputusan umum. Intinya: agar semua pihak berusaha mengatasi kisruh di sektor ini. Mengenai apa yang disebut intellectul property right -- mencakup hak paten, hak cipta, dan teknologi baru -- disepakati untuk dibahas lagi dalam waktu dekat. Satu hal perlu dicatat: delegasi Dunia Ketiga berpendapat, soal teknologi sebaiknya tidak diatur melalui GATT. Alasannya: negara-negara berkembang sangat membutuhkan teknologi dan transfernya kepada mereka. Adalah sukar sekali menyelaraskan kepentingan 105 negara anggota GATT, yang satu sama lain bisa berbeda atau bertentangan. Namun, bila saja pertemuan informal ini gagal, maka liberalisasi perdagangan global akan semakin terhambat. Tak heran bila AS dan MEE gembira dengan kesepakatan mengenai subsidi pertanian. sementara Arthur Dunkel menilainya sebagai pembahasan yang konstruktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini