MELALUI sebuah surat keputusan bersama (SKB) -- yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Bina Usaha Koperasi dan Direksi Bank Bali -- terbentuklah 20 bank perkreditan rakyat (BPR), Jumat pekan silam. Juga ikut ambil bagian dalam kerja sama itu 20 KUD Mandiri di Jawa dan Bali. Dengan KUD sebagai partner, agaknya baru Bank Bali yang merintis. Tak berlebihan jika Dirjen Bina Usaha Koperasi Subiakto Tjokrowerdojo mengharapkan agar bank-bank lain bisa melahirkan kerja sama dengan KUD -- kendati pelaksanaannya tidak harus persis sama seperti yang dilakukan Bank Bali. Menurut Subiakto, BPR yang sudah ada tidak semuanya berkembang dengan baik. Penyebabnya antara lain: kelemahan dalam pengelolaan dana dan kesulitan mengembangkan akses ke pasar uang. Dalam kerja sama ini, Bank Bali mengalokasikan dana Rp 700 juta. Jika perkembangannya bagus, tahun depan investasi tersebut akan ditambah, sekaligus menambah jumlah BPR. Bank Bali juga akan melatih para staf BPR yang dibentuknya itu, supaya lebih andal dalam manajemen, pemasaran, akunting, audit, dan kontrol perbankan. "Dalam mewujudkan program pemerataan, kita tidak selalu harus memiliki konsep yang spektakuler," kata Dirut Bank Bali, Djaja Ramli. "Lebih baik jika dimulai dengan hal-hal kecil tapi kongkret dan mengenai sasaran."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini