IGGI boleh bubar, hubungan Indonesia dan Belanda terusik. Tapi KLM, maskapai penerbangan Belanda, tak ikut terganggu. Hanya seminggu setelah pernyataan Indonesia yang menolak bantuan Belanda, KLM menambah penerbangan Jakarta-Singapura-Amsterdam hingga genap tujuh kali seminggu. Untuk acara peresmiannya, seekor gajah -- lambang pesawat Boeing 747-400 yang digunakan dalam penerbangan Jakarta-Singapura-Amsterdam -- dari Kebun Binatang Ragunan digiring ke Plaza Indonesia. Tepuk tangan bergemuruh ketika Si Mustika, gajah jumbo itu, melepas selubung logo KLM. Tambahan satu penerbangan tiap minggu itu -- sebelumnya enam penerbangan -- memang dibutuhkan, mengingat permintaan pasar internasional meningkat 20%-30 %. "Dan pertumbuhan penumpang maupun kargo Indonesia merupakan yang terbesar di kasawan Asia dan Timur Jauh," kata General Manager KLM Indonesia, V.P.W. Vogt. Kini, total penerbangan KLM ke Indonesia ada sepuluh -- tiga di antaranya via Denpasar dan Kuala Lumpur. Dengan ini, KLM dapat memenuhi pertambahan arus penumpang dan kargo dari Indonesia (5%-8%). Menurut Vogt, tidak semua penumpang dan kargo Indonesia bermuara di Belanda. Tahun lalu, dari 9.000 ribu penumpang Indonesia, hanya 20% yang turun di Negeri Tulip itu. Selebihnya, menuju ke kota-kota lain di Eropa. Pilihan untuk terbang dengan KLM tak lain karena semua pesawatnya tiba di Bandara Schipol, Amsterdam, pukul enam pagi waktu setempat. "Itu adalah waktu yang ideal untuk meneruskan penerbangan ke Eropa maupun ke benua lain," kata Vogt dengan bangga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini