DIRUT Garuda, Wage Mulyono, yang awal tahun ini menggantikan M. Soeparno, agaknya berhasil menekan biaya peremajaan pesawat. Pekan lalu, ia mengungkapkan bahwa Garuda akan membeli 48 pesawat jet berbadan lebar dengan biaya "cuma" sekitar US$ 4 milyar. Padahal, manajemen lama, dengan anggaran US$ 3,6 milyar hendak menyewa (bukan beli) 34 pesawat. Rencana Soeparno tidak didukung Pemerintah dan waktu itu Garuda hanya berhasil menyewa enam pesawat MD11 dari perusahaan leasing GPA. GPA merupakan perusahaan leasing milik Bimantara, Humpuss, PT Aerowisata (anak perusahaan Garuda), dan Guinea Peat Aviation dari Irlandia. Selama ini baru diterima satu unit, sedangkan unit kedua diharapkan tiba bulan depan, dan yang ketiga September mendatang. Pesawat-pesawat yang akan dibeli direksi baru Garuda, sebagaimana diberitakan Jakarta Post, terdiri dari 9 pesawat Boeing 747-400, 16 Airbus 300-100, 8 Airbus 330, dan 15 Airbus 300-600. Menurut Mulyono, 40 pesawat hendak dibeli, sedangkan yang 8 lagi akan disewa. Pesawat-pesawat tersebut diharapkan mulai diterima tahun 1998. Sayang tak jelas dari mana anggaran untuk merealisasi pembelian besar-besaran itu. Kalaupun dibiayai pinjaman luar negeri, apakah tidak perlu lampu hijau dari Tim PKLN?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini