Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dari sidoarjo, untuk para haji

Koperasi induk tas & kopor menerima pesanan 43 ribu kopor untuk garuda yang diberikan lagi kepada para calon haji. karena belum masuk daftar rekanan mampu, intako hanya sebagai subkontraktor pt senopati jaya.(eb)

24 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUSIM haji tahun ini bakal semarak dengan warna putih, biru, hitam, dan , hijau. Itulah warna kopor-kopor gratis berlogo Garuda Indonesia yang akan diberikan kepada sekitar 43 ribu calon jemaah haji Indonesia. "Ini merupakan pelayanan Garuda," ujar Sofyan Alty, Humas Garuda. Meningkat, karena tahun lalu Garuda hanya menyediakan semacam ransel dan kantung paspor. Bukan hanya calon haji yang gembira. Koperasi Industri Tas dan Kopor (Intako), pembuat kopor-kopor itu, tentu yang kegembiraannya paling meledak: baru kali ini menerima pesanan besar-besaran. Cuma, sibuknya bukan main, karena hanya diberi waktu 40 hari. "Tapi, itu bukan soal, juga tidak mempengaruhi produksi rutin kami," kata Mohammad Said, Ketua II Intako. Koperasi yang satu ini rupanya lain dari yang lain. Di Desa Kenden Sari, Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, Intako berdiri 1976 dan punya anggota 127 perajin. Ada yang mempekerjakan sampai 100 tenaga. Hubungan antara Intako dan perajin cukup mesra. "Singkatnya, mereka beli bahan dari sini, dan kami beli kopor mereka," kata Mohammad Said. Katanya, Intako mampu menyediakan tak kurang dari 25 ribu kopor sebulannya. Pemasaran lancar. Sering kali pembeli malah datang langsung ke desa itu. Kebanyakan pesan kopor tanpa merk, karena mereka boleh menempel merk apa saja dan mencantumkan made in Tokyo, sebelum dijual. Merasa tak perlu memasang merk - apalagi menyebut made in Sidoarjo - Intako merangkak sampai mapan. Sehingga bisa memiliki gedung dan mobil sendiri. Sisa hasil usaha tiap tahun meningkat - tahun buku lalu sempat sebesar Rp 14 juta. Tak heran, berkat Intako itu, bila banyak pejabat yang beranjangsana ke sana. Termasuk tamu mancanegara, seperti Perdana Menteri Korea Selatan, Perdana Menteri Papua Nugini, dan Putri Mahkota Mahacakri Sirindorn dari Muangthai. Garuda Indonesia pun tahun ini memberi perhatian kepada Intako, dengan memesan ribuan kopor, sebagai bonus buat para Jemaah haji tahun ini. Sebab, ternyata, para perajin yang tergabung dalam Intako ini mampu membuat sampai 139 model kopor dan tas. Harganya juga bisa diatur dari Rp 1.500 sampai sekitar Rp 100.000 per kopor. Sayangnya, Intako belum bisa pasang tender sendiri. Maklum, selain tak punya kantor perwakilan di Jakarta, juga tak masuk Daftar Rekanan Mampu. Karena itu, Intako, sampai kini, harus cukup puas hanya sebagai subkontraktor PT Senopati Jaya, yang menang tender dari Garuda - menurut kontrak, pengerjaan kopor memang harus diserahkan kepada Intako. Setiap kopor, konon dihargai Garuda Rp 10.500, sedangkan Intako menerima Rp 8.750. Menurut seorang perajin, Jumain, untuk membuat sebuah kopor perlu modal sekitar Rp 5.000 - belum termasuk ongkos tukangnya. Intako membelinya dengan harga Rp 5.750. "Untungnya tipis, Mas," kata Jumain yang, dengan 8 rekan kerjanya, menghasilkan 250 kopor seminggu. Lumayan untuk menghadapi Lebaran nanti. Suhardjo Hs Lapora Yopie Hidayat (Ja-Tim)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus