Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMPERLUAS pasar mebel Indonesia ke negara-negara Skandinavia, perlu kiat yang canggih. Soalnya, produk mebel kawasan itu sudah terkenal berkualitas tinggi. Bahkan, seorang perintis Kamal Furniture yang masyhur itu pun dulu bersekolah di sana dan sejak lama sudah mengekspor produknya ke kawasan itu. Maka, Scandinavian Furniture Fair 1992 (610 Mei 1992) merupakan ajang promosi bergengsi bagi mebel Indonesia. Negara-negara Skandinavia, Inggris, Kanada, Italia, Jerman, dan Muangthai juga meramaikan pameran promosi tersebut. Pengusaha mebel dari Jakarta, Sidoarjo, dan Yogya yang ikut ambil bagian, menjajakan produk dari rotan, kayu, dan anyaman dalam bentuk kursi tamu, kursi makan, kursi santai, dan sebagainya. Mereka ke sana atas sponsor BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) dan DIPO (Danish Import Promotion Office). Hasilnya tidak mengecewakan. Pada hari ketiga, mereka mencatat transaksi senilai US$640 ribu (60 kontainer lebih). "Untuk tahap permulaan, nilai transaksi sebanyak itu sudah cukup bagus," kata Atase Perdagangan RI di Denmark, Rod E. Brahmana. Paling tidak, hubungan dagang berlanjut dan ekspor mebel ke Skandinavia bisa lebih meningkat. Memang, dua tahun terakhir ekspor Indonesia ke Denmark meningkat pesat. Tahun 1990, nilai ekspor ke sana 25 juta krone (sekitar Rp 8 milyar) dan tahun 1991 melonjak dua kali lipat. DIPO sudah membentuk tim khusus dan akan secara rutin datang ke pelbagai perusahaan mebel di sini, demi peningkatan kualitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo