Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Di Depan Jokowi, Bos BRI Pamer 741 Ribu Agen BRILink dengan Nilai Transaksi Tembus Rp 1.400 Triliun

Bos BRI Sunarso membeberkan upaya pihaknya untuk mendorong inklusivitas, salah satunya dengan menghadirkan 741 ribu agen BRILink di Tanah Air.

7 Maret 2024 | 14.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, Sunarso membeberkan upaya pihaknya untuk mendorong inklusivitas, salah satunya dengan memperluas cabang hingga ke warung-warung dengan menghadirkan BRILink. Dengan begitu, BRI bisa melayani transaksi perbankan di tengah masyarakat dengan lebih baik lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, kata Sunarso, sudah ada 741 ribu agen BRILink yang beroperasi dan jumlah transaksi per tahun mencapai Rp 1.400 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sunarso berharap dengan mendorong sektor keuangan agar menjadi lebih inklusif dan merata, BRI bisa turut menggerakkan partisipasi masyarakat. Apalagi pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh 

Lebih lanjut, Sunarso menyampaikan setidaknya ada empat hal yang menentukan pertumbuhan perekonomian. Empat hal itu adalah sumber daya manusia berpendidikan, peningkatan nilai tambah, perputaran modal secara nasional. 

Hal itu yang membuat BRI menggelar seminar bertajuk BRI Microsoft Outlook 2024. Acara itu secara spesifik berfokus pada strategi pembangunan inklusif melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

"Dari situlah kami mengambil tema tentang tumbuh secara inklusif dan merata. Untuk merata itu, partisipasi masyarakat harus digerakan melalui inklusivitas," kata Sunarso, dalam sambutannya di acara BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024., Kamis, 7 Maret 2024. 

Di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya, Sunarso juga menyebutkan seminar itu juga untuk mempertajam kebijakan-kebijakan dalam pemberdayaan UMKM. Dengan demikian, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dapat tercapai. 

"Kami usung tema itu karena kami punya data bahwa pada 1993-2019 kita berada di low income country dan Alhamdulillah pada 2019 kita menjadi middle income country," ucap Sunarso.

Untuk menjadi negara berpendapatan tinggi (high income country), menurut dia, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6 persen. Dari situ, dia menilai bahwa perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh UMKM. 

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menyebut bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberi kontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jokowi juga mengklaim bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM mencapai 97 persen. 

"Oleh sebab itu, kalau kami memberikan perhatian khusus kepada UMKM, itu tidak salah," kata Jokowi saat memberi kata sambutan.

Tak hanya Jokowi, BRI Microfinance Outlook 2024 juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus