Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Bulog Dorong Adanya Inovasi Ketahanan Pangan Menghadapi Dampak Krisis Iklim

Bulog menyatakan, krisis iklim mempengaruhi produksi beras dan mengancam ketahanan pangan. Perlu mencari inovasi untuk mengatasinya.

20 September 2024 | 06.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska mengatakan, perubahan iklim yang sedang terjadi akan berdampak pada produksi beras secara global. Kenaikan suhu bumi dan cuaca ekstrem bisa juga mengancam hasil panen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Salah satu tantangan yang paling mendesak adalah perubahan iklim,” kata Sonya saat membuka Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Nusa Dua, Bali, pada Kamis, 19 September 2024. Acara ini berlangsung sampai 21 September 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harga dan produksi beras sebagai masalah yang mesti segera diatasi akibat krisis iklim. Sebab, ini berdampak pada ketahanan pangan. "Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar kelangsungan hidup, hal ini berarti mampu bertahan di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang dapat mempertahankan produksi beras dalam menghadapi tantangan global ini,” ujarnya.

Sonya mengatakan, konferensi ini merupakan inisiatif Perum Bulog untuk menghadirkan isu ketahanan pangan dari produksi beras di tengah tantangan global. Melalui forum ini Bulog mengajak para pihak untuk berdiskusi tentang perubahan iklim yang menyebabkan sistem pangan lokal tidak stabil. 

Ada ancaman terhadap  metode pertanian dan distribusi tradisional. "Kita harus menyadari bahwa metode pertanian dan distribusi tradisional mungkin tidak lagi memadai dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang ini,” kata Sonya. Dia menyebut perlu ada solusi, inovasi, dan kolaborasi yang berkelanjutan untuk menjamin masa depan ketersediaan beras.

Country Director Untuk Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank, Carolyn Turk, mengatakan komoditas beras merupakan elemen penting untuk kebutuhan pangan dunia, khususnya Indonesia.

Dia berharap ada solusi soal keberlanjutan pangan ini. “Beras merupakan jantung dari ketahanan pangan global. Beras merupakan makanan pokok utama bagi seluruh umat manusia,” kata Carolyn. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus