Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Double Ten Sekali Ini

Taiwan mulai memesankan barang-barang produksinya ke Indonesia. Volume perdagangan kedua negara meningkat pada tahun 1976 dan sedang dilakukan usaha patungan di bidang produksi tekstil di Indonesia. (eb)

14 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Senen atau Pasar Baru, Jakarta, tidaklah sukar menemukannya jam tangan merek Timex. Jam tangan Amerika itu dijual orang kurang dari Rp 10.000 atau kira-kira separoh harga jam tangan Seiko dari Jepang yang kelas murah. Bagaimana bisa begitu murah? Sebab yang Amerika sebenarnya cuma mereknya saja. Pembuatannya seluruhnya di Taiwan, Republik Cina yang pekan ini merayakan Double Ten (10-10), ulang tahunnya yang ke 67. Bukan jam tangan saja. Berbagai barang lain, terutama yang elektronik kini dibuat di Taiwan dengan lisensi pabrik negara asal, antara lain perusahaan raksasa Amerika Serikat seperti R.C.A. dan Hughes Aircraft Corporation. "Kalau bukan dengan cara begitu, mustahil barang Amerika bisa bersaing dengan produk Jepang," kata seorang pejabat Kamar Dagang Taiwan di Jakarta. Jam tangan Timex, umpamanya, konon harga lepas pabriknya di Taiwan hanya sekitar US$ 5 atau dua ribu rupiahan. Sebabnya, upah buruh di Taiwan rendah -- antara sepertiga sampai separoh tingkat upah di Jepang. Tenaga trampil juga makin lama makin banyak dihasilkan oleh sekolah kejuruan Taiwan. Kini Taiwan berkeinginan keras merebut paling tidak sebagian dari pasaran Jepang di Asia. Keinginan ini rupanya makin memuncak dengan makin banyaknya negara bekas sahabatnya, seperti Jepang dan Amerika Serikat yang pandangannya kini lebih banyak mengarah ke Peking. Di Indonesia agaknya Taiwan tidak perlu berkecil hati. Volume perdaganan kedua negara telah menanjak dari US$ 345,4 juta pada 1975, menjadi $ 420,6 juta pada 1976 dan $ 549,2 juta tahun lalu. Meskipun ekspor tekstil dari Taiwan ke Indonesia tahun lalu $ 59,2 juta lebih, kini sedang dilakukannya usaha patungan di bidang produksi tekstil di Indonesia. Ini kalau berhasil, tentu akan berarti saingan bagi usaha raksasa Jepang seperti Teijin dan Toray. Dengan makin tumbuhnya industri berat di Taiwan, kalangan Kamar Dagangnya di Jakarta tidak menyembunyikan harapannya agar satu waktu Indonesia akan membeli juga mesin-mesin dalam jumlah yang setaraf dengan apa yang kini dijualnya ke Filipina dan Muangthai. Sebagai pedagang rupanya orangorang Taiwan di Jakarta makin merasa untung dengan merosotnya nilai dollar. "Makin kuat nilai yen, makin murah barang Taiwan jatuhnya, dan makin banyak yang bisa kami jual," demikian optimisnya mereka pada Double Ten sekali ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus