Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dua Panduan bagi Investor Sebelum Putuskan Beli Saham Rights Issue Emiten

Minat emiten melakukan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue diperkirakan semakin tinggi.

25 Desember 2022 | 18.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Minat emiten melakukan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue diperkirakan akan semakin tinggi di tengah kenaikan suku bunga. Analis menilai, investor dapat memperhatikan beberapa hal sebelum memutuskan untuk ikut dalam rights issue.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menuturkan rights issue bisa menjadi alternatif sumber pendanaan bagi emiten yang akan melakukan ekspansi di tengah kenaikan suku bunga.

"Untuk prospek right issue sendiri akan tergantung dari tujuan penggunaan dana rights issue, ekspektasi investor terhadap kinerja setelah rights issue, dan dampaknya ke investor," kata Jono kepada Bisnis, dikutip Minggu 25 Desember 2022.

Menurut Jono, dalam rights issue, investor biasanya akan memperhatikan dua hal. Pertama, adalah ada atau tidaknya standby buyer. Menurutnya hal ini akan mempengaruhi keyakinan investor untuk berinvestasi.

Kedua adalah sentimen terhadap industri emiten yang melakukan rights issue juga akan mempengaruhi. Sentimen tersebut bisa sesuai dengan ekspektasi investor, atau cenderung dihindari investor.

Selanjutnya: 27 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue ...

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menuturkan saat ini terdapat 27 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue, dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp16,3 triliun.

Sebanyak 27 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue tersebut tersebar pada berbagai sektor. Sebanyak 9 perusahaan dari sektor finansial, 4 emiten dari sektor consumer cyclicals, dan 4 perusahaan dari sektor infrastruktur.

Lalu, dua perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, dua emiten dari sektor properti dan real estate, serta satu perusahaan dari sektor energi. Kemudian dua perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, satu perusahaan dari sektor jasa kesehatan, satu perusahaan dari sektor basic materials, dan satu perusahaan dari sektor teknologi.

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus