Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dukung Munculnya Usaha Baru, KKP Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Cupang Hias

KKP melakukan pelatihan budidaya dan pemasaran ikan cupang yang diadakan di Bogor pada 5-6 Maret 2021.

7 Maret 2021 | 13.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung melihat ikan cupang pada pameran "Holly Betta Fish" di Blok M Square, Jakarta, Jumat, 18 Desember 2020. Variasi warna dari ikan cupang seperti halfmoon, veiltail, hingga crown tail, menjadi hiburan warga di tengah pandemi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) melakukan Pelatihan Budidaya dan Pemasaran Ikan Cupang di Bogor pada 5-6 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas perikanan yang sangat kaya dengan 3.130 jenis ikan hias yang tersebar di berbagai wilayah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai upaya untuk mengoptimalkannya, KKP mengumpulkan tiap jenis ikan tersebut untuk mendukung munculnya usaha baru di bidang ikan hias. "Kami sudah berusaha mengumpulkan seluruh spesies ini di alam sehingga nantinya ada komunitas cupang, komunitas arwana, dan sebagainya yang akan menjadi ornamen baru di lingkungan masyarakat. Perkantoran dan ruang publik lainnya akan dipenuhi dengan ornamen ikan hias, alih-alih hanya hiasan tanaman,” kata Sjarief dalam keterangan tertulis, Ahad, 7 Maret 2021.

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan atau BPPP Tegal, pelatihan digelar di dua lokasi yaitu Aula Balitro dan Wisma Cikeumeuh, Kota Bogor, secara serentak. Sebanyak 100 peserta yang merupakan pelaku utama budidaya perikanan setempat mengikuti kegiatan ini dengan metode blended learning yakni tatap muka dan melalui sambungan Zoom guna tetap menjaga protokol kesehatan.

Para peserta dibekali materi mengenai persiapan media budidaya, teknik pemijahan, pengadaan pakan alami, manajemen, pembesaran, dan pemasaran.

Sjarief berharap tumbuh pelaku-pelaku usaha ikan hias baru di tengah masyarakat. Mulai dari usaha akuarium, tanaman air, pakan, hingga pemasarannya yang berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mendukung industri ini, ia juga mendorong hadirnya berbagai inovasi baru untuk mengangkat tren perikanan di tengah masyarakat. Misalnya, penggunaan plakat dari bahan kayu dan logam yang umumnya digunakan di berbagai kegiatan publik dapat diganti dengan akuarium hias kecil.

“Biasanya pada acara seperti ini suka diberikan plakat dari kayu, tapi itu sudah kuno. Coba peserta di sini buat plakat dari akuarium yang tipis, di bawahnya ada baterainya dan bisa dipakai selama 24 jam. Kira-kira jika diberikan plakat ikan hias tersebut tamunya akan senang atau tidak? Nah, inovasi-inovasi semacam ini yang selain sebagai hobi yang menyenangkan tapi juga membantu masyarakat secara ekonomi,” tuturnya.

Ia berpesan agar penyuluh terus mendampingi peserta selama tiga bulan ke depan untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah diberikan dapat menghasilkan suatu usaha yang menarik dan bermanfaat bagi peserta latih maupun Kota Bogor.

Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati menyebut ikan cupang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan harga benih yang cukup terjangkau. Minat masyarakat terhadap ikan ini pun cukup tinggi. Untuk itu, masyarakat perlu dibekali dengan teknik dan kompetensi pendukung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membudidayakannya.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat perikanan dalam melakukan budidaya, baik pembenihan maupun pembesaran serta pemasaran ikan cupang sehingga dapat menghasilkan ikan cupang yang bernilai ekonomis tinggi,” ujarnya.

Ia pun mengarahkan agar para penyuluh tetap mendampingi peserta pasca pelatihan. Tak lupa, ia mengingatkan kepada peserta untuk memberikan evaluasi mengenai pelatihan yang diadakan untuk terus meningkatkan layanan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat di masa mendatang.

“Penyuluh perlu berikan ruang untuk peserta tetap bisa melakukan tanya-jawab dan konsultasi setelah pelatihan selesai. Setelah menyelesaikan seluruh tahapan materi pelatihan, peserta diwajibkan mengisi materi form evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan agar pelatih kami lebih baik lagi dan lebih berkembang lagi ke depannya,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari menyampaikan bahwa perlu dicetuskannya peraturan yang melindungi spesies ikan hias di Indonesia. Ia berharap KKP dapat memberikan dukungan kepada pihaknya yang tengah mencoba menyampaikan pentingnya hal ini kepada pemerintah.

“Saat ini, undang-undang yang melindungi spesies-spesies ikan hias tersebut belum ada di negara kita. Jadi tolong dibantu untuk hal ini. Saya mohon dukungan dari KKP agar pihak kami bisa merealisasikan undang-undang untuk melindungi spesies ikan hias bersama dengan pemerintah. Kami akan menginisiasikan pembentukan UU ini dalam waktu dekat,” kata dia.

Endang turut menyampaikan dukungannya kepada peserta pelatihan budidaya ikan cupang agar mengikuti dan memahami materi pelatihan dengan baik dan terus menerapkan 3M selama pelatihan berlangsung.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus