ISTRI Emil Sanosa tersedu, ketika suaminya naik panggung untuk
menerima hadiah tiga tv berwarna dan dua mesin tulis.
Emil sendiri, santri tamatan Pondok Tebuireng, Jombang, heran.
"Semula saya ragu. Habis, semua karya saya itu mengandung kritik
sosial," tuturnya kepada TEMPO. Salah satunya, berjudul
Desas-desus, menceritakan pemilihan lurah di desa yang penuh
intrik.
Dewan juri yang diketuai Gatot Kusuma, memang diberi kebebasan
penuh oleh TVRI Surabaya. Dan juri yang dipilih TVRI Surabaya
memang bukan main-main. Ada Umar Kayam, eseis dan penulis cerita
pendek yang terkenal itu. Ada Mohammad Diponegoro, pendiri
Teater Muslim. Ada Bakdi Sumanto, yang dikenal sebagai penyair.
Dan Halim Nasir, Kepala Bagian Siaran TVRI Surabaya sendiri.
Orang yang merebut lima hadiah dari 13 hadiah yang disediakan
ini, sebetulnya mengirimkan enam naskah. Orang Ketiga, Gadis
Kami Tercinta, Desas-desus, Di Suatu Masa Di Sebuah Desa, Buih
dan Gelembung, dan -- yang tak mendapat nomor --Ketika Liburan
Tiba. Semuanya dikerjakannya dalam waktu 20 hari, rata-rata
setebal 40 halaman folio.
Emil, 42 tahun, memang bukan orang baru. Pernah berada dalam
satu grup dengan Mohammad Diponegoro, tahun 60-an ia menulis
drama Fajar Shadiq. (Pertengahan Agustus lalu naskah ini
dipentaskan TVRI Jakarta).
Ketika Orde Baru lahir, Emil sibuk dengan Golkar. Bahkan
akhir-akhir ini ia menjabat Ketua Umum Golkar DPD Lumajang, juga
menjabat Wakil Ketua DPRD kota itu. Tapi, setelah sering cekcok
pendapat dengan rekan-rekannya, Februari lalu ia mengundurkan
diri dari kedua jabatan itu. Kini ia orang bebas. "Sebetulnya
banyak sudah yang mau saya bicarakan, tapi tak tahu harus lewat
cara apa. Kebetulan, ada sayembara ini," ceritanya.
Gatot, ketua juri, menilai naskah Emil, "seperti umumnya film
kita, kurang adanya potensi visual." Emil sendiri mengaku, "Saya
baru berkenalan dengan tv ya, ketika menyerahkan naskah itu."
Kini ia diserahi oleh pihak TVRI Surabaya untuk menggarap
naskahnya yang memenangkan hadiah II, Gadis Kami Tercinta, untuk
siaran TVRI Surabaya Oktober nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini