Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Eks Tim Sukses Prabowo Ini Blakblakan soal Ray Dalio dan Nama Besar Lain Tak Jamin Danantara Menarik bagi Investor

Jika Ray Dalio menganggap Danantara menarik, maka investor tersebut pasti lebih memilih menjadi pemodal daripada masuk dalam struktur badan itu.

28 Maret 2025 | 19.29 WIB

Investor asal Amerika Serikat, Ray Dalio, diperkenalkan dalam acara pertemuan pengusaha oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, 7 Maret 2025. Pertemuan antara pemerintah, pengusaha, dan investor asal Amerika Serikat Ray Dalio tersebut membahas pengelolaan aset BUMN melalui Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Investor asal Amerika Serikat, Ray Dalio, diperkenalkan dalam acara pertemuan pengusaha oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, 7 Maret 2025. Pertemuan antara pemerintah, pengusaha, dan investor asal Amerika Serikat Ray Dalio tersebut membahas pengelolaan aset BUMN melalui Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom sekaligus eks anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran, Ferry Latuhihin, pesimistis Danantara bakal mudah mendapatkan pendanaan. Ia menilai investor enggan masuk meski struktur Dewan Penasihat diisi banyak tokoh terkenal di bidang investasi dan ekonomi seperti Ray Dalio hingga Jeffrey Sachs.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ferry tak memungkiri bahwa Ray Dalio merupakan sosok yang terkenal di bidang investasi. Namun, menurut dia, jika Ray menganggap proyek di Danantara menarik, maka investor besar asal AS itu lebih memilih untuk menjadi pemodal daripada masuk dalam struktur badan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Dia kan sudah jadi investor. Kalau dia bilang proyek-proyek Danantara itu seksi, dia tidak akan menjadi pengawas karena bakal terjadi bentrokan,” ujar Ferry saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu, 26 Maret 2025.

Terlepas dari nama-nama besar di struktur kepengurusan, Ferry berpendapat bisnis dan proyek Danantara kurang menarik. Dia mencontohkan proyek hilirisasi yang dianggap kurang menarik karena perputaran uang yang lambat.

Terlebih banyak perusahaan global yang kini lebih tertarik investasi di bidang teknologi seperti artificial inteligence (AI) dan barang konsumsi. “Karena proyek-proyek ini sudah old fashion, out of date karena fund-fund besar seperti Bridgewater Associates-nya si Ray Dalio, Vanguard Group, itu pitching inovasi mereka AI technology.”

Aset yang ada di BUMN saat ini, menurut dia, juga sulit mendatangkan uang dalam sekuritisasi dan leverage. Ferry menilai hanya aset perbankan yang masih sehat. “Selebihnya kan yang lain busuk, siapa yang mau (investasi di perusahaan) enggak sehat? Bagaimana mau kita gadaikan untuk meminjam uang?” ujarnya.

Ferry berpendapat, daripada memasang nama besar di kepengurusan, Danantara sebaiknya mencoba mencari pendanaan langsung ke luar negeri sebelum memulai proyek.

Masuknya Ray Dalio dan tokoh besar luar negeri lain sebelumnya diumumkan oleh Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani. Nama Ray masuk dalam jajaran dewan penasihat bersama dengan Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor dan Thaksin Sinawatra.

“Bapak Ray Dalio alhamdulillah sebagai Dewan Penasehat. Seperti kita tahu bersama, dia adalah salah satu investor paling berhasil di dunia dengan hedge fund terbesar di dunia dan aset kelolaan sebesar US$ 124 miliar atau Rp 1.984 triliun. Dia juga menjadi penasehat makro ekonomi untuk di banyak negara,” ucap Rosan saat pengenalan pengurus di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus