Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan akan mengkaji ulang rencana pemangkasan 7 perusahaan BUMN karya menjadi 3 perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya pergantian kepemimpinan kementerian teknis yang menaungi tujuh perusahaan pelat merah sektor konstruksi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana pemangkasan itu sebelumnya dilakukan pada masa kepemimpinan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. “Kemarin kan surat pertama (tentang merger BUMN karya) untuk jamannya Pak Bas (Basuki), sekarang berbeda menteri jadi kajiannya harus kita ulang,” kata Erick.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, kajian ulang tersebut bertujuan agar proses merger dapat sesuai secara hukum. Adapun, hasil kajiannya dia perkirakan akan kembali dikirim pada Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo pada Januari 2025 mendatang.
Adapun, tujuh perusahaan pelat merah konstruksi yang akan dilebur tersebut adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Wika), PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero Tbk. (WSKT), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Sedangkan, terkait skema penggabungannya, Kementerian BUMN akan menggabungkan PTPP dengan Wijaya Karya, Adhi Karya sebagai induk holding bagi Brantas dan Nindya, sementera Waskita bergabung dengan Hutama Karya.
Sebelumnya, Erick THohir mengatakan akan menyambangi Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo Rabu, 6 November 2024 untuk meminta restu terkait penggabungan tujuh perusahaan BUMN Karya. “Rabu (kami) akan bertemu Pak Menteri PU yang baru, salah satu isunya mendapat approval bahwa BUMN karya ini dari tujuh menjadu tiga,” ujar Erick Thohir saat ditemui di Pelataran Komplek DPR RI Senayan, Senin, 4 November 2024.
Erick mengatakan, penggabungan BUMN karya ini adalah upaya kementeriannya untuk melakukan penyehatan serta membangun keahlian pada masing-masing BUMN.
Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut, jika surat persetujuan sudah didapat, Kementerian BUMN akan bergerak cepat untuk mengeksekusi rencana penggabungan sehingga dapat mempercepat penyehatan di BUMN Karya.
Penggabungan BUMN Karya ini, menurut Erick juga merupakan salah satu bagian dari program konsolidasi BUMN, dari 47 perusahaan menjadi 30 perusahaan.
Adapun rencana perampingan BUMN ini santer disebut oleh dia sejak beberapa bulan belakangan. Pada awal Maret 2024, ia telah merancang peta jalan untuk periode 2024–2034 terkait rencana konsolidasi perusahaan pelat merah, termasuk memangkas jumlah BUMN menjadi 30.
“Kalau bisa BUMN berjumlah 30-an. Sekarang menjadi 41 pun baru tahun ini. Nah ke depan 30-an,” kata dia kepada wartawan di sela-sela acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024.
Sejak awal menjabat pada 2019, Erick merencanakan pengurangan jumlah BUMN. Pada Juni 2020, Kementerian BUMN telah mengurangi jumlah entitasnya dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan. Ini dilakukannya sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN.
Pilihan Editor: Yang Muda yang Sulit Mendapat Kerja