Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mengurai Masalah Berulang LRT Jabodebek

Pemerintah menyelisik masalah teknis pada LRT Jabodebek. Sumber Tempo menduga keausan roda berkaitan dengan lebar rel. 

30 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
LRT Jabodebek melintas di Stasiun Cawang, Jakarta, 12 Juli 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perbaikan 18 rangkaian kereta membuat kapasitas angkut LRT Jabodebek merosot.

  • Kementerian Perhubungan sedang mengevaluasi semua kemungkinan penyebab gangguan operasi pada LRT Jabodebek. 

  • Keausan roda kereta diduga terjadi akibat lebar rel yang tidak sesuai dengan ketentuan.

JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengevaluasi semua kemungkinan penyebab gangguan operasi pada Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi atau LRT Jabodebek.

Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono menyebutkan pemeriksaan terhadap para pengembang sepur ringan itu tak sebatas isu permukaan, seperti layanan penumpang. “Kami selalu mengawal semua hal yang bersifat teknis,” kata dia kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Risiko gangguan layanan akibat roda yang aus membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengandangkan 18 rangkaian LRT Jabodebek. Melalui pernyataan resminya, KAI menyebutkan roda-roda kereta ringan harus dibubut oleh tim PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka supaya aman dipakai. 

Perbaikan ini membuat kapasitas harian kereta berteknologi kemudi tanpa masinis itu merosot dan memicu penumpukan penumpang. Sempat mengoperasikan 16 dari total 27 rangkaian LRT dengan 234 perjalanan per hari, kini KAI hanya bisa menjalankan sembilan rangkaian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga: Bertambah Lagi Masalah LRT Jabodebek

Akibat Ketidaksesuaian Spesifikasi Rel

Stasiun LRT Jabodebek di Jakarta, 3 Agustus 2023. TEMPO/Subekti.

Sumber Tempo yang memahami seluk-beluk pengerjaan proyek senilai Rp 32,6 triliun itu mengungkapkan roda LRT Jabodebek terkikis secara ekstrem karena rel tidak dibangun sesuai dengan ketentuan perkeretaapian. 

Ia menduga pengembang prasarana LRT Jabodebek tidak mengikuti aturan lebar rel di sejumlah tikungan pendek. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api, lebar rel pada jalur menikung harus ditambah agar kereta bisa berbelok dengan mulus.

Merujuk pada aturan pelebaran jalan rel 1.435 milimeter, yang merupakan spesifikasi rel LRT Jabodebek, lebar rel pada tikungan melengkung dengan radius di bawah 250 meter wajib ditambah 20 mm. Aturan ini diduga tidak diterapkan pada beberapa tikungan LRT Jabodebek yang radius lengkungnya 90-100 meter. 

Berdasarkan reportase Tempo pada 27 Oktober lalu, tikungan dengan ciri-ciri tersebut terlihat ketika kereta meninggalkan Stasiun LRT Cawang menuju Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah. Selain itu, ada tikungan pendek ganda berbentuk huruf S yang menyilang di atas jalan tol tak jauh dari Stasiun LRT Kampung Rambutan. 

Bercampur dengan dengung mesin, suara roda LRT yang berdecit terdengar oleh Tempo ketika kereta berbelok di tikungan. Kecepatan kereta di tikungan pendek pun menurun. “Karena (relnya) kurang lebar, roda itu seperti terjepit dan pastilah cepat aus,” ujar sumber Tempo

Alih-alih rel dilebarkan 20 mm sesuai dengan regulasi, dia menduga pelebaran rel di tikungan kecil hanya sekitar 10 mm. “Bisa saja karena kelalaian atau telanjur sudah dibangun dan tidak bisa disesuaikan dengan beton (jalur layang) yang sudah dicor.”

Anehnya, dia mengimbuhkan, desain tersebut disetujui oleh konsultan proyek dan Kementerian Perhubungan sebagai penerbit izin operasi. Padahal risiko kekeliruan pelebaran rel tergolong besar.

Ausnya roda LRT, kata dia, merupakan akumulasi gesekan selama tiga tahun, sejak tahap uji coba hingga peluncuran komersial. Ia menuturkan pembubutan roda tidak akan mengatasi masalah selama rel tikungan pendek belum diperbaiki.

LRT Jabodebek melintas di kawasan Kuningan, Jakarta, 26 September 2023. TEMPO/Subekti.

Djarot Tri Wardhono sebelumnya mengklaim desain prasarana LRT Jabodebek, termasuk rel, sudah sesuai dengan masukan konsultan pengawas proyek. Tak ingin berspekulasi, dia menegaskan semua dugaan masalah sedang didalami. 

“Semua kemungkinan masih dijajaki, baik sarana maupun prasarana. Tentunya dengan melibatkan semua pemangku kepentingan,” ucap Djarot.

Mengacu pada teori dasar prasarana kereta, guru besar bidang transportasi Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, juga memperkirakan kerusakan serentak rangkaian LRT Jabodebek dipicu oleh desain belokan yang terlalu tajam atau rel yang terlalu rapat dengan roda. 

“Sehingga friksi antara roda baja dan rel terlalu besar. Rodanya aus lebih cepat daripada seharusnya,” tutur dia, kemarin. 

Sutanto juga membuka kemungkinan soal penyebab lain. Pengikisan ekstrem itu bisa saja terjadi akibat kualitas roda baja yang dipakai Inka. Perusahaan manufaktur kereta itu diketahui memakai roda impor untuk LRT Jabodebek.

Menurut Sutanto, Inka sebagai produsen seharusnya sanggup menyediakan suku cadang LRT tepat waktu sebagai bagian dari perawatan rutin.

Baca juga: Desakan Kompensasi Akibat Layanan Buruk

Permintaan konfirmasi Tempo kepada Inka ihwal kondisi roda LRT Jabodebek, termasuk perkembangan pembubutannya, tidak bersahut. PT Adhi Karya (Persero) sebagai pengembang rel layang LRT Jabodebek juga tidak menggubris pertanyaan Tempo sepanjang pekan lalu.

Vice President Public Relations KAI Joni Martinus memastikan para pengembang LRT Jabodebek terus mengevaluasi keandalan sarana dan prasarana kereta. KAI juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik karena adanya kendala operasi. 

“Kami mengedepankan faktor keamanan sehingga sarana yang tidak layak operasi akan kami hentikan untuk dirawat dan diperbaiki.”


YOHANES PASKALIS | KHORY ALFARIZI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus