Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Festival Kisah Kopi, Upaya Angkat Merek Kopi Lokal Tak Terkenal

Sebanyak 30 merek kopi yang hadir dalam festival ini merupakan merek lokal dan tak kalah enak dibanding merek kopi di luar negeri.

13 Juli 2019 | 17.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang berbeda dari festival kopi bertajuk Kisah Kopi yang digelar hari ini di Main Atrium Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Festival ini tak sekedar menghadirkan merek-merek kopi ternama, tapi juga mengangkat merek yang belum populer di masyarakat, namun memiliki cita rasa yang tak kalah enak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Aku pengen kenalin sih, kopi-kopi yang enak itu gak selalu punya mereka yang terkenal,” kata Ketua Penyelenggara Festival saat ditemui Tempo di lokasi acara, Sabtu, 13 Juli 2019. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, sebanyak 30 merek kopi yang hadir dalam festival ini merupakan merek lokal. Revyta yakin bahwa mereka ini tak kalah enak dibandingkan merek kopi dari luar negeri. Sehingga, Ia ingin Festival Kisah Kopi ini menjadi jembatan bagi merek-merek lokal tersebut untuk memperkenalkan produk mereka ke masyarakat.

Sebelum menyelenggarakan festival ini, Revyta dan tim sudah menyebar ke beberapa merek kopi lokal. Mereka berbincang dan menggali informasi dengan para pemilik kopi, baik soal kopi yang mereka jual, hingga cerita di balik kopi tersebut.

Setelah didapat beberapa merek kopi yang menarik, tim ini pun mengajak mereka agar ikut dalam Festival Kisah Kopi. “Kami follow-up, ayo ikutan dong, konsepnya kan unik, kenapa ga coba ikut,” ujar Revyta.

Sehingga, masing-masing merek kopi yang hadir dalam festival ini memiliki cerita masing-masing. Revyta mencontohkan merek Goreal-Ah! Coffee yang hadir di festival, bukan untuk mencari profit atau keuntungan, namun untuk memperkenalkan konsep pembuatan kopi secara go green alias ramah lingkungan.

Goreal-Ah! Coffee menghadirkan kopi yang dibuat secara manual, tidak dengan mesin yang menggunakan listrik. “Bahkan ampas kopi pun tidak dibuang, tapi juga untuk luluran,” kata Revyta.

Selain itu, ada lagi merek Dingiso Coffee, yang berbentuk charity alias kegiatan amal. Merek kopi ini bekerja sama dengan para petani kopi yang ada di Papua. Sehingga, semua hasil penjualan dari kopi mereka selama ajang Festival Kisah Kopi, akan disumbangkan seluruhnya kepada para petani kopi tersebut.

Namun, merek terkenal seperti Kopi Janji Jiwa pun ikut hadir dalam festival ini. “Karena bagaimanapun, event kan tetap butuh top brand untuk menarik orang,” ujarnya.

Selain kopi, sejumlah mereka dessert dan kue juga ikut hadir dalam festival ini sebagai pelengkap. Adapun daftar merek kopi dan desserttersebut di antaranya yaitu: Stumpy Coffee, Sana Kopi, La Ricchi, Coffee-Quality Street Coffee, Double JO, Crafty Cookies, Vallee Neuf French, Dips ice Cream, Pak Garing, Chocban, Ubruk Kopi, Unakaffe System, Kopi Fistro, Le Dessert Fin, Singa Coffee, Fika Kedai Kopi, Coffee Cio, Ragiil Coffee, Kopikiranmu, Kopi Dalam Negeri, dan masih banyak merek kopi lainnya.

Terakhir, festival ini juga menghadirkan beberapa merek peralatan pembuatan kopi. Merek yang hadir mulai dari peralatan skala kafe seperti Esperto Kopi Indonesia, hingga skala rumahan seperti Suji Premium Crafted dan Otten. Dengan begitu, tak hanya penikmat kopi yang dimanjakan dengan acara ini, namun juga mereka yang berkecimpung di bisnis kopi.

Festival Kisah Kopi ini berlangsung selama lima hari, dari Rabu, 10 Juli hingga Minggu, 14 Juli 2019. Festival diadakan dari pukul 10 pagi hingga 10 malam. Selain menikmati kopi, dessert, kue, dan peralatan pembuatan kopi, festival ini juga dimeriahkan dengan ajang brewing workshop, latte art competition, cupping workshop, dan roasting workshop. Ajang ini digelar panitia bersama Esperto Kopi Indonesia, yang juga memiliki sekolah khusus untuk meningkatkan keahlian dari para barista di Tanah Air.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus