Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Luhut: Kita Harus Menentukan Nasib Sendiri

Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak negara-negara pulau dan kepulauan menentukan nasib sendiri dalam menghadapi tantangan global.

7 Desember 2022 | 12.52 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi  Luhut Binsar Pandjaitan. Dok: Kemenko Marves
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dok: Kemenko Marves

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak negara-negara pulau dan kepulauan menentukan nasib sendiri dalam menghadapi tantangan global. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut disampaikan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) di Nusa Dua, Bali, Selasa, 6 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Luhut mengatakan, Forum AIS memiliki keunikan tersendiri karena mampu merangkul dan mengumpulkan semua negara pulau dan kepulauan yang ada di dunia, sejalan dengan prinsip kerja sama Forum AIS yang inklusif dan berdasarkan asas solidaritas, keadilan, dan timbal balik. 

"Komitmen untuk mendirikan Forum AIS memang dilakukan di Indonesia, namun Forum AIS bukan milik Indonesia sendiri. Keinginan Indonesia adalah mendorong kolaborasi. Kami tidak berada di forum ini hanya untuk duduk dan bicara. Kami mau bekerja. Kami tidak berkeberatan memulai dari hal yang kecil, dari bawah ke atas. Kami ingin bergerak naik dan bergerak maju secara berkelanjutan, menciptakan kemajuan yang bertahap, tapi konkret," kata Luhur dikutip lewat siaran pers Kemenko Marves.

AIS Forum atau Forum Negara Pulau dan Kepulauan merupakan platform kerja sama konkret untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan. Pendirian AIS Forum dideklarasikan di Manado, Indonesia, pada 2018 lalu, melibatkan 47 negara pulau dan kepulauan dari seluruh dunia. 

Sejak pendiriannya, negara partisipan AIS Forum telah bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam empat isu pembangunan yang menjadi perhatian bersama, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan bencana, pembangunan ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan pengelolaan maritim yang baik.

“Kehidupan kita terikat pada lautan. Lautan adalah rumah kita. Kita (negara pulau dan kepulauan) harus mengelola rumah kita sendiri dan menentukan sendiri nasib kita. Dalam Bahasa Indonesia kami mengenal istilah Senasib, Sepenanggungan. Terlepas dari perbedaan kita, kita menghadapi tantangan yang sama. Dengan tanggung jawab bersama, kita akan berhasil,” ujarnya. 

Selanjutnya: Hasil kerja sama Forum AIS adalah ...

Tahun depan, AIS Forum berencana menjalin koordinasi dan kerja sama dengan berbagai organisasi dan inisiatif regional dan global yang telah well-established, seperti Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS), Komunitas Karibia (Caricom), Negara Pulau Kecil dan Berkembang (SIDS), Inisiatif Segitiga Koral tentang Terumbu Karang, Perikanan, dan Keamanan Pangan (CTI-CFF), Melanesian Spearhead Group (MSG), Forum Pembangunan Pulau-Pulau Pasifik (PIDF), dan Forum Pulau-Pulau Pasifik (PIF).

Dengan harapan dapat menyebarluaskan manfaat nyata program dan aktivitas pembangunan AIS Forum kepada lebih banyak anggota masyarakat dan komunitas lokal dan global.

“Program dan aktivitas kita harus menyentuh masyarakat pulau dan kepulauan di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia. Manfaatnya harus dirasakan komunitas pulau di Kawasan Karibia dan pulau-pulau di Afrika. Dengan visi AIS Forum sebagai forum pembangunan yang terbuka, kita dapat bekerja membawa hasil positif dan melengkapi hasil pekerjaan mekanisme (kerja sama organisasi/inisiatif) kawasan yang telah ada,” ucap Luhut.

Dalam beberapa tahun belakangan, kerja sama Forum AIS sudah menghasilkan kemajuan dan hasil yang konkret. Antara lain ada pelatihan kewirausahaan di Fiji, Solomon Islands, Tonga, Samoa, and Vanuatu, lebih dari 200 sesi pertukaran pengalaman, pelatihan, dan bantuan teknis, engagement dengan lebih dari 1.000 startup, serta program riset, beasiswa, dan peningkatan kemampuan yang diberikan untuk lebih dari 300 calon pemimpin bidang kelautan di masa depan.

Selain itu, Sekretariat AIS Forum yang berkantor di Jalan Thamrin Jakarta telah memfasilitasi negara-negara partisipan melaksanakan program-program kolaboratif di 31 negara pulau dan kepulauan, seperti Singapura, Filipina, Guyana, Papua Nugini, Inggris, Irlandia, dan Fiji.

Luhut berharap pengalaman baik yang dihasilkan kesuksesan program-program ini bisa membantu negara pulau dan kepulauan lain memecahkan problema serupa di negaranya dengan lebih efektif dan efisien.

NABILA NURSHAFIRA 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus