Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengatakan sebanyak 25 ribu orang sudah mulai meninggalkan Jakarta pada pekan pertama arus mudik Lebaran 2025. “Jumlah tersebut tumbuh sekitar 21 persen dari catatan trafik penumpang pada akhir pekan lalu,” kata Head of Corporate Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dicky Irchamsyah saat dihubungi pada Minggu, 23 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dicky mengatakan Garuda Indonesia memproyeksikan puncak kepadatan arus mudik akan jatuh pada 28 Maret 2025, sementara arus balik akan terjadi pada 6 April 2025. “Target proyeksi pertumbuhannya mencapai 5 sampai 8 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan penerbangan pelat merah ini menyiapkan 1,9 juta kursi penerbangan untuk mendukung kelancaran arus mudik dan libur Lebaran 2025. Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R. Susardi menyampaikan jumlah kursi untuk mudik Lebaran ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan proyeksi lonjakan permintaan perjalanan udara.
"Frekuensi penerbangan juga mengalami peningkatan. Tahun ini, kami menyiapkan 10.906 penerbangan untuk melayani kebutuhan masyarakat selama periode Lebaran," ujar Ade dalam konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis, 6 Maret 2025.
Dari total kapasitas yang disiapkan, Garuda Indonesia menyediakan 1,027 juta kursi, sementara anak perusahaannya, Citilink, menyiapkan sekitar 902.830 ribu kursi. Ade juga mengungkapkan perusahaan telah menambah armada untuk menghadapi lonjakan permintaan.
"Garuda Indonesia mengoperasikan 43 unit Boeing 737 untuk rute domestik, 11 Airbus 330, serta 7 Boeing 747 untuk rute internasional. Sementara Citilink mengoperasikan 34 pesawat, yang terdiri dari 31 Airbus 320 dan 3 Airbus 72-600," ujarnya.
Selain kesiapan armada, Garuda Indonesia juga memastikan ketersediaan kru penerbangan dan optimalisasi operasional untuk menjaga ketepatan waktu penerbangan. "Kami mengandalkan Operation Control Center (OCC) untuk memastikan on-time performance, karena jika penerbangan pertama terlambat, maka jadwal selanjutnya akan ikut terdampak," katanya.
Ade menambahkan Garuda Indonesia juga berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura (Persero) untuk memastikan operasional bandara tetap optimal selama 24 jam. Di sisi pelayanan, maskapai nasional ini menyiapkan berbagai kanal check-in digital untuk mengurangi antrean di bandara.
Tak hanya itu, sebagai bagian dari upaya mendukung mobilitas masyarakat, Garuda Indonesia juga menawarkan berbagai promo tiket, termasuk diskon hingga 18 persen pada beberapa rute tertentu. "Kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan terjangkau bagi masyarakat yang merayakan Lebaran," tutur Ade.
Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Kementerian PU Kaji Rencana Pembangunan Tanggul Laut Raksasa