Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai penerbangan asal Indonesia yang mendapat penghargaan Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia tahun 2025 menurut AirlineRatings.com.
“AirlineRatings.com dengan bangga mengumumkan Penghargaan Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia yang sangat dinantikan untuk tahun 2025,” kata Sharon Petersen, Chief Executive Officer (CEO) AirlineRatings.com dalam pernyataan tertulis pada 8 Februari 2025.
Maskapai Layanan Penuh Terbaik 2025
Garuda Indonesia menduduki peringkat ke-25 atas pencapaiannya menjadi maskapai layanan penuh atau full-service teratas untuk 2025. Dalam penghargaan ini, julukan Maskapai Terbaik di Dunia difokuskan pada dedikasi maskapai penerbangan untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang, umpan balik, dan konsistensi produk di seluruh jaringan rute maskapai.
“Sementara Maskapai Penerbangan Teraman di Dunia berfokus pada keselamatan, penghargaan Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia difokuskan pada kenyamanan penumpang, umpan balik, dan konsistensi produk di seluruh jaringan rute maskapai,” katanya.
Dalam penghargaan tersebut, Korean Air menjadi pemenang utama dan menyandang Maskapai Tahun 2025 atas fokusnya memberi kenyamanan penumpang, khususnya di kelas ekonomi tanpa mengurangi ruang kursi yang dilakukan oleh maskapai lain. Korean Air mempertahankan jarak antar kursi terdepan di industri sebesar 33-34 inci pada pesawat berbadan lebar.
Menurut pihak AirlineRatings.com, penghargaan tersebut bukan merupakan kontes popularitas. Penghargaan didapatkan dari proses evaluasi pada setiap maskapai penerbangan secara menyeluruh berdasarkan apa yang ditawarkan penyedia jasa penerbangan kepada penumpang di seluruh armada dan jaringannya.
Telah Eksis Sejak Pasca Kemerdekaan
Di balik penghargaan yang disandangnya, Garuda Indonesia telah lama dikenal menjadi salah satu maskapai terbaik dalam negeri dan banyak beroperasi di Indonesia. Garuda Indonesia disebut sebagai maskapai bintang lima dengan layanan terbaik. Garuda Indonesia telah hadir memberi pelayanan penerbangan sejak Indonesia sedang berupaya bangkit dari keterpurukan penjajahan pasca kemerdekaan.
Garuda Indonesia mulai berdiri pada 26 Januari 1949 saat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) menjadi maskapai yang disewakan kepada pemerintah Burma dengan nama Indonesian Airways. Namun, peran Indonesian Airways hanya berlangsung sementara dan berakhir setelah disepakati Konferensi Meja Bundar (KMB).
Perjanjian KMB mewajibkan Belanda menyerahkan seluruh kekayaan pemerinta Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS), termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB merupakan perusahaan anak dari KLM setelah mengakuisisi maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang telah beroperasi sejak 1928 di wilayah Hindia Belanda.
Akhirnya, pada 21 Desember 1949, Presiden Soekarno memilih nama Garuda Indonesian Airways (GIA) sebagai maskapai nasional resmi Indonesia. Proses peralihan kepemilikan turut melibatkan KLM yang bersedia menempatkan stafnya secara sementara untuk melatih staf udara Indonesia.
Pada 28 Desember 1949, dua pesawat Dakota (DC-3) milik GIA berangkat dari bandar udara Kemayoran Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Sukarno sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda. Setelah peristiwa yang juga menandai pemindahan Ibukota Republik Indonesia ke Jakarta tersebut, GIA banyak berkembang. GIA menjadi perusahaan negara pada 1950 dan sukses mengoperasikan armada dengan sebanyak 38 pesawat, termasuk DC-3, Catalina kapal terbang, dan Convair 240.
Rindi Ariska dan Putri Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Garuda Indonesia Targetkan Tambah Armada 20 Pesawat pada 2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini