Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Gejolak Laut Merah dan Perang Rusia Ukrania, Harga Minyak Global Kerek Harga ICP Januari 2024

Gejolak di Laut Merah mengerek harga minyak global dan mendorong harga ICP Januari 2024 menjadi US$ 77,12 per barel.

3 Februari 2024 | 17.22 WIB

Sejumlah karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin 8 Agustus 2022. PT PHR telah melakukan pengeboran di 376 sumur baru di Blok Rokan dan mampu memproduksi minyak mentah hingga 161 ribu barel per hari atau mencapai 26 persen produksi minyak nasional. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Sejumlah karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin 8 Agustus 2022. PT PHR telah melakukan pengeboran di 376 sumur baru di Blok Rokan dan mampu memproduksi minyak mentah hingga 161 ribu barel per hari atau mencapai 26 persen produksi minyak nasional. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menetapkan harga ICP (Indonesia Crude Price) atau harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar internasional, untuk bulan Januari 2024 sebesar US$ 77,12 per barel. Keputusan tersebut diresmikan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 139.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Januari 2024 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Besaran harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan Januari 2024 ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya Desember 2023 sebesar US$ 1,61 per barel (bbl) sebesar US$ 75,51," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyana Adi, melalui keterangan resmi pada Jumat, 2 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus menyebutkan jika kenaikan harga minyak dunia yang mempengaruhi ICP tersebut diyakini terjadi karena peningkatan permintaan global, seiring dengan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak, terutama di tengah berlanjutnya risiko geopolitik di Laut Merah. Pada akhir Januari 2024, serangan terjadi pada kapal minyak yang membawa nafta (bahan pembuatan BBM).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perkiraan permintaan minyak dunia pada Triwulan I 2024 akan meningkat sebesar 1,7 juta barel per hari, yang dipengaruhi oleh pemberian kuota kilang Tiongkok. Namun, di sisi pasokan, terjadi penurunan suplai minyak dunia.

"OPEC mengindikasikan penurunan suplai dunia pada Desember 2023 sebesar 400 ribu bph menjadi 100,9 juta bph. Produksi negara negara Non-OPEC diperkirakan turun 0,5 juta bph pada Desember 2023," Agus menambahkan.

Saling serang yang berlanjut antara Rusia dan Ukraina juga menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan minyak dunia. Laporan mingguan EIA menyatakan bahwa stok minyak mentah AS mengalami penurunan signifikan pada akhir Januari 2024, mencapai 10,4 juta barel menjadi 420,7 juta barel. Selain itu, produksi minyak AS juga mengalami penurunan sebesar 900 ribu barel per hari menjadi 12,3 juta barel per hari.

Di kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh stimulus ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok melalui penurunan reserve requirement ratio (rasio cadangan wajib) yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Secara rinci, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Januari 2024 dibandingkan dengan Desember 2023 adalah, Dated Brent naik menjadi US$ 80,32 per barel dari US$ 77,91 per barel; WTI (Nymex) naik menjadi US$ 73,86 per barel dari US$ 72,12 per barel; Brent (ICE) naik menjadi US$ 79,15 per barel dari US$ 77,32 per barel; dan Basket OPEC naik menjadi US$ 79,90 per barel dari US$ 79,00 per barel.

ADINDA JASMINE PRASETYO

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus