Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online berencana kembali menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara, Rabu, 28 Maret 2018. Selasa kemarin, ribuan pengemudi ojek online, antara lain dari Grab dan Gojek, bertahan di depan Istana sebelum akhirnya diterima Presiden Joko Widodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa orang dari mereka akhirnya berhasil bertemu dengan Jokowi. Salah satu perwakilan pengemudi, M. Rahman T., yang juga Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia, mengaku mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada tukang ojek online kepada Presiden Jokowi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ketua Staf Presiden Moeldoko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya gambarkan bahwa driver pernah merasakan mendapat Rp 4.000 per kilometer. Ke Depok pun, saya bawa sehari-dua hari dapat Rp 1 juta. Sekarang cuma Rp 1.600 per kilometer. Pak Jokowi kaget, kok bisa?" ucapnya saat melakukan orasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Baca: Pengemudi Ojek Online Berunjuk Rasa di Depan Istana
Ihwal tarif yang diklaim oleh pengemudi terlalu rendah itu, manajemen Gojek pun angkat bicara. "Kami di Gojek selalu menjunjung tinggi persaingan usaha sehat. Karena itu, kami mendukung upaya-upaya untuk menghindari predatory pricing supaya tidak merugikan mitra dan konsumen," ujar Director of Corporate Affairs Gojek Nila Marita dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 27 Maret 2018.
Menurut Nila, Gojek menghormati unjuk rasa yang dilakukan pengemudi terhadap pemerintah. "Mitra pengemudi adalah bagian dari komunitas Gojek. Kami selalu berusaha membantu meningkatkan kesejahteraan mereka," tuturnya.
Di antaranya dengan memberikan bonus dan insentif kepada pengemudi sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja mereka. Selain itu, Gojek memberikan akses ke berbagai layanan dan jasa keuangan, dari tabungan, asuransi, jaminan sosial, KPR, cicilan terjangkau, tabungan umrah dan haji, sampai diskon kebutuhan sehari-hari, serta akses wirausaha.
"Tujuan kami menjembatani mitra dengan berbagai layanan ini adalah kesejahteraan mitra bisa bersifat berkelanjutan. Program manfaat ini akan terus kami perluas agar mitra kami semakin punya kesempatan untuk makin sejahtera," katanya.
Saat ini, persaingan angkutan online antara Grab dan Gojek kian ketat. Satu operator, yaitu Uber, menyerah dengan melepas wilayah operasinya di Asia Tenggara kepada Grab.