Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Gunung Agung Meletus, Penerbangan ke Bali Belum Terganggu

Letusan Gunung Agung pada Selasa sore sejauh ini tidak mempengaruhi penerbangan dari dan ke Denpasar.

21 November 2017 | 21.31 WIB

Gunung Agung tertutup awan terlihat dari pinggiran Pantai Ampenan, Mataram, NTB, 21 November 2017. Letusan Gunung Agung ditandai dengan menyeburnya asap kelabu tebal dengan tekanan sedang hingga tinggi maksimum 700 meter, dan abu letusan bertiup ke arah Timur-Tenggara. ANTARA FOTO
Perbesar
Gunung Agung tertutup awan terlihat dari pinggiran Pantai Ampenan, Mataram, NTB, 21 November 2017. Letusan Gunung Agung ditandai dengan menyeburnya asap kelabu tebal dengan tekanan sedang hingga tinggi maksimum 700 meter, dan abu letusan bertiup ke arah Timur-Tenggara. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Communication Department Head Angkasa Pura I Awaluddin mengatakan status Gunung Agung saat ini belum mengganggu penerbangan di Bali. "Alhamdulillah sampai saat ini tidak mengganggu penerbangan," katanya kepada Tempo, Selasa, 21 November 2017.

Awaluddin menuturkan Angkasa Pura I menunggu arahan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) apabila mesti melakukan tindakan terkait dengan penerbangan akibat letusan Gunung Agung. Alasannya, penentuan aman-tidaknya penerbangan akibat bencana itu merupakan kewenangan dan lingkup BMKG. Sejauh ini, kata dia, belum ada instruksi dari BMKG terkait dengan kondisi penerbangan.

Baca juga: Gunung Agung Meletus, Ini 9 Rekomendasi PVMBG

Sebelumnya, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gde Suantika, mengatakan Gunung Agung di Bali dinyatakan telah meletus. “Sudah erupsi jam 17.05 Wita,” ujarnya.

Gde berujar Gunung Agung dinyatakan telah erupsi karena mengeluarkan letusan abu. “Abunya sudah keluar,” ucapnya. Kendati demikian, PVMBG belum menyatakan kenaikan status Gunung Agung. “Masih Siaga dulu karena ancamannya belum ada letusan,” tuturnya.

Sejumlah pengungsi Gunung Agung turun dari truk setibanya di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, 21 November 2017. ANTARA FOTO

Dengan status siaga (level II) itu, PVMBG melarang aktivitas manusia dalam radius 6 kilometer dari kawah gunung itu dan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan- barat daya dalam jarak 7,5 kilometer.

Gde mengatakan PVMBG kini memantau ketat perkembangan aktivitas Gunung Agung. “Kalau sudah begini, kita pantau terus. Kayaknya akan berkembang terus,” katanya.

Salah satu yang dia khawatirkan adalah kemungkinan terjadi letusan susulan yang lebih besar. “Ini ngebut terus, takutnya diikuti letusan, dentuman,” ujarnya.

Gde menuturkan, pasca-letusan Gunung Agung tersebut, terlihat kolom abu hingga ketinggian 700 meter. “Abu tebal, tekanannya agak kuat,” ucapnya.

PVMBG merilis peringatan untuk mewaspadai sejumlah daerah yang masuk wilayah zona perkiraan bahaya Gunung Agung meliputi sebagian dusun di Desa Ban, Sebudi, Besakih, Buana Giri, Jungutan, dan Dukuh. Potensi bahaya mungkin terjadi adalah hujan abu lebat yang melanda semua daerah yang masuk zona perkiraan bahaya itu. Saat ini, angin bertiup dominan ke arah selatan-tenggara.

AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus