Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mendukung pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), khususnya fitur chatbot seperti ChatGPT, dalam proses pembelajaran. Hal ini ia sampaikan saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yassierli menyebut skill atau keahlian digital melalui penggunaan teknologi AI merupakan salah satu kompetensi yang dibutuhkan di dunia pekerjaan. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hanya 19 persen pekerja Indonesia memiliki keahlian digital. Sementara di negara-negara maju, sekitar 58 hingga 64 persen pekerja sudah memiliki keahlian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu cara mengasah keahlian ini, menurut Yassierli, ialah melalui penggunaan AI. Dia mengatakan mahasiswa bisa belajar banyak dengan ChatGPT. Namun dengan catatan, mereka harus memahami cara penggunaannya. “Berinteraksi dengan ChatGPT atau DeepSeek sekarang ya, kemudian Meta, itu tergantung prompt kita,” ucap Yassierli ketika memberikan kuliah umum bertajuk Adaptasi Kecerdasan Artifisial (Al), di Politeknik Ketenagakerjaan, Ciracas, Jakarta Timur, pada Senin, 10 Februari 2025.
Ia mendorong para mahasiswa untuk menanyakan segala hal kepada ChatGPT. Tetapi sebelum bertanya, kata Yassierli, mereka harus mengarahkan AI tersebut dengan memberikan data-data untuk dianalisis. Arahan ini, atau yang dikenal dengan sebutan prompt, merupakan serangkaian instruksi yang dapat membimbing AI menuju respons yang relevan.
Yassierli mencontohkan, ketika mahasiswa ingin mencari prospek pekerjaan yang sesuai dengan diri mereka masing-masing, maka mereka perlu menjabarkan sejumlah informasi sebagai prompt. “Kasih atau feeding data dulu, 'ini adalah potretnya, tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini, ini adalah ekonomi Indonesia seperti ini dalam lima tahun terakhir, saya adalah seseorang yang seperti ini, saya lulusan ini, bakat saya ini, keseharian saya seperti ini. Lalu, kira-kira ada nggak peluang-peluang yang pas untuk saya?’ Itu bisa dielaborasi,” tutur Yassierli menjelaskan cara kerja prompt AI.
Menurut dia, penggunaan AI ini dapat membantu mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja. “Makanya saya usul setiap minggu dibuat bagaimana berinteraksi dengan ChatGPT,” ucapnya.
Namun Yassierli menegaskan, AI seperti ChatGPT ini hanya boleh digunakan untuk membantu pekerjaan. “ChatGPT itu membantu kita, saya ulang lagi, ChatGPT, DeepSeek, Meta, itu membantu kita untuk menstrukturkan ide-ide,” kata dia. Menurut Yassierli, chatbot AI ini bisa membantu untuk melihat kelemahan dari ide-ide penggunanya.
“Jangan coba-coba, ketika dikasih tugas oleh dosen kemudian langsung dikerjakan pakai AI dan dikumpulkan,” kata Yassierli.