Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan harga cabai rawit merah naik dua digit atau 22,48 persen pada 12 Maret dibandingkan 11 Februari 2021. Hal itu, kata dia salah satunya terjadi akibat kerusakan panen.
"Di Tuban, Kediri dan Blitar, Jawa Timur terjadi kerusakan panen kurang lebih 40 persen. Di Wajo, Sulawesi Selatan terjadi kerusakan kurang lebih 70 persen," kata Mendag dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021. "Karena itu harga daripada cabai merah besar, cabai keriting, cabai rawit merah terjadi kenaikan harga yang stabil, tapi tinggi."
Pada kesempatan yang berbeda Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengatakan salah satu penyebab harga cabai tinggi karena curah hujan di sentra-sentra cabai masih tinggi. Hal tersebut menyebabkan tanaman cabai terkena penyakit.
"Banyak cabai kena penyakit antraknose dan layu fusarium," kata Prihasto saat dihubungi, Senin, 15 Maret 2021.
Dia mengatakan Kementan saat ini sudah melakukan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman untuk menekan harga cabai.
"Sudah dilakukan gerakan pengendalian OPT," ujarnya.
Dengan langkah itu, Prihasto memprediksi harga cabai akan turun atau normal pada April hingga Mei. "Insya Allah," kata dia.
Harga cabai rawit di pasar Hamadi Jayapura, Papua saat ini mencapai Rp 130.000 per kilogram dan harga tersebut sudah bertahan sekitar dua pekan. Pedagang cabai rawit pasar Hamadi, Siti dan Fatimah menuturkan belum ada tanda-tanda harga cabe rawit turun.
Dia menuturkan beberapa waktu lalu, harga cabai sempat turun namun tidak signifikan karena adanya pasokan dari Serui yakni berkisar Antara Rp 95 ribu per kilogram hingga Rp 110 ribu per kg namun saat ini hanya mengandalkan cabai rawit dari Arso, Kabupaten Keerom, Papua.
"Kami membeli dari para pengumpul sekitar Rp120.000/kg hingga Rp125.000/kg, sedangkan cabai padang atau keriting Rp60.000/kg dan cabai besar Rp75.000/kg," kata dia, Sabtu 13 Maret 2021.
BACA: Janji Mendag usai Melepas Ekspor Pentol Bakso Dkk Senilai Rp 140 M
HENDARTYO HANGGI | ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini