Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Harga Tinggi Sejak di Hulu

Seretnya pasokan gabah menjadi pangkal tingginya harga beras. Penggilingan kecil dan menengah ikut terkena dampak.

5 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petani menapi gabah saat panen di Bandung, Jawa Barat, 16 Maret 2023. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pedagang beras mulai kesulitan mencari pasokan.

  • Inflasi beras mencapai 13,76 persen secara tahunan pada Agustus lalu.

  • Banyak penggilingan menengah dan kecil tutup karena kalah dalam persaingan membeli gabah.

HAMPIR saban hari Dedi mondar-mandir ke penggilingan untuk mencari pasokan beras buat kiosnya. Biasanya, pedagang beras di Pasar Pagi, Kota Cirebon, itu mendapat kiriman langsung dari pengusaha penggilingan tanpa perlu diminta. Namun, seiring dengan melambungnya harga gabah dan beras, penggilingan baru akan mengirim kalau pedagang sudah memesan serta membayar.

"Habis subuh saya biasanya pergi, mencari penggilingan langganan yang memiliki stok,” tuturnya kepada Tempo, kemarin. Tak jarang, Dedi mengaku harus mencari beras ke penggilingan di luar Cirebon, seperti ke Indramayu bahkan ke Subang. “Kalau sudah dibayar, baru beras dikirim."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kini, jumlah pengiriman beras dari penggilingan pun tidak sebanyak sebelumnya. Biasanya, penggilingan bisa memasok pedagang hingga 20 ton. Kini, pasokan yang dikirim hanya separuhnya. "Saya juga enggak berani menjual beras mahal-mahal. Paling untung saya hanya Rp 300 per kilogram,” tutur Dedi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kerepotan mencari beras juga dialami Amran, pedagang beras di Bogor. Ia mengatakan para pedagang mesti berebut beras ke pemasok atau gudang lantaran lumbung beras langganannya kehabisan pasokan. "Katanya banyak yang gagal panen," ujarnya. Menurut Amran, kelangkaan pasokan beras sudah terjadi selama tiga pekan terakhir.

Tidak hanya beras dari penggilingan dan pemasok swasta, ujar Amran, beras dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) juga sulit dicari. Akibatnya, harga beras pun merangkak naik di tengah banyaknya permintaan masyarakat. Untuk menjaga stok beras di tokonya, Amran pun mau tak mau harus memesan pasokan ke sejumlah pemasok dengan membayar uang muka hingga 50 persen dari total harga beras. 

Petani merontokan gabah saat panen di Bandung, Jawa Barat, 16 Maret 2023. TEMPO/Prima mulia


Pemilik penggilingan padi di Madiun, Buyung Nasution, mengatakan pasokan gabah selama ini tetap tersedia. Namun ia harus menyesuaikan harga beras lantaran harga gabah kini dalam tren menanjak. "Saya menyesuaikan harga saja. Kalau harga gabah naik, saya jual berasnya juga naik. Yang penting masih mendapat untung sedikit-sedikit," kata dia. Biasanya ia mendapat gabah dari pedagang di Nganjuk sebesar 1-1,5 ton setiap 3-4 hari.  

Di Sulawesi Selatan, Kepala Pimpinan Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Imron Rosidi, mengatakan mayoritas penggilingan di kabupaten atau kota wilayahnya tidak mempunyai banyak stok beras. Beras tersebut sebatas masuk-keluar. "Hasil monitor kami, sebagian besar stok beras tidak berlimpah,” kata Imron.

Sulitnya pasokan gabah belakangan menjadi biang keladi naiknya harga beras di Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi beras mencapai 13,76 persen secara tahunan. Ini merupakan angka tertinggi setelah angka pada Juni 2012 yang sebesar 16,23 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebutkan kenaikan harga beras sudah terdeteksi di tingkat produsen lantaran ada kenaikan harga gabah kering panen dan harga kering giling.

BPS mencatat harga gabah kering panen mencapai Rp 5.833 per kilogram pada bulan lalu. Angka itu naik 3,62 persen dibanding pada Juli 2023 dan naik 19,89 persen dibanding pada tahun lalu. Sementara itu, harga gabah kering giling mencapai Rp 6.760 per kilogram, naik 5,82 persen dibanding pada bulan sebelumnya atau 23,03 persen dibanding pada tahun lalu. Naiknya harga gabah itu akibat adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah kepada petani dan penggilingan. 

"Sedangkan jumlah produksi beras saat ini cenderung berkurang karena sudah melewati masa panen yang terjadi pada Juli lalu," kata Pudji. Berdasarkan catatan kerangka sampel area yang dilakukan BPS, luas panen padi pada Agustus 2023 menurun 1,55 persen. Sedangkan produksi padi diperkirakan turun 4,01 persen. 

Petani tengah memanen dan menggiling padi di kawasan Babelan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tempo/Tony Hartawan

Kompetisi Antar-Penggilingan

Pemilik penggilingan di Yogyakarta, Arif Yuniarto Kurniawan, menuturkan saat ini produksi gabah sangat terasa berkurang, yang membuat ketidakseimbangan pada neraca permintaan dan pasokan. Di sisi lain, jumlah penggilingan, khususnya yang kapasitas produksinya besar, terus bertambah. Akibatnya, persaingan membeli gabah pun semakin ketat. "Banyak penggilingan menengah dan kecil tutup," kata Arif.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan dalam kondisi normal pun penggilingan padi kecil hanya bekerja kurang dari enam bulan setahun. Dengan seretnya pasokan gabah seperti saat ini, sekitar 50 persen penggilingan padi kecil memilih berhenti berproduksi. 

"Paling-paling beroperasi kalau ada tetangga yang datang menggiling gabah," kata Sutarto. Penghentian operasi juga dilakukan penggilingan padi berskala menengah. "Dampak kepada konsumen adalah ketersediaan beras menurun dan harga bisa naik terus."

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Ayip Said Abdullah, menjelaskan kaitan persaingan harga di tingkat penggilingan dengan harga di tingkat konsumen. Ia mengimbuhkan, persaingan membeli gabah terjadi tidak hanya antar-perusahaan kecil, sedang, dan besar, tapi juga sesama penggilingan besar. 

Penggilingan besar dengan kapasitas modal yang besar, kata dia, akan dapat membeli gabah dengan harga lebih tinggi lantaran bisa memproduksi beras premium yang harganya juga tinggi. Sementara itu, penggilingan kecil dan sedang biasanya hanya memproduksi beras medium. Karena itu, perusahaan besar pun dapat menguasai gabah dalam jumlah besar. Di sisi lain, pasokan gabah pun semakin berkurang di pasaran sehingga harganya naik. 

"Penggilingan besar memerlukan pasokan bahan baku yang banyak untuk mengoptimalkan kapasitas mesinnya. Jika tidak, mereka akan idle dan merugi," ujar Said.  

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, membenarkan adanya perebutan gabah kering panen. Karena itu, ia melanjutkan, produksi padi menjadi persoalan yang perlu diselesaikan kendati dunia tengah dilanda anomali iklim El Nino. Musababnya, Bapanas mendapat informasi bahwa penggilingan padi dari segala kelas kini tengah mengalami kondisi berat lantaran mesinnya hanya beroperasi 20-30 persen. 

"Saya mendapat masukan dari teman di retail, perusahaan besar juga tidak sanggup dengan angka harga eceran tertinggi karena harga gabah sudah mencapai Rp 7.000- 7.600 per kilogram. Ini berelasi dengan produksi," ujar Arief. Harga gabah yang tinggi tersebut pun tidak dapat diserap oleh penggilingan kecil dan menengah lantaran akan merugikan kalau hanya diproduksi menjadi beras medium.

Karena itu, Arief menyebutkan, solusi untuk mengatasi masalah harga tersebut adalah menggenjot produksi dan merevitalisasi penggilingan agar berdaya saing. "Ini di hulu, sementara Bulog mengintervensi ke hilir." 

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, mengungkapkan pemerintah terus mengejar realisasi produksi padi meski di tengah musim kering. Ia berujar produksi akan digenjot di sepuluh provinsi yang masih memiliki persediaan air. "Ada 500 ribu hektare. Ini kami kejar terus," ujar dia. Kementan memperkirakan produksi beras pada tahun ini bisa berkurang paling banyak 1,2 juta ton akibat El Nino. "Tapi itu kondisi ekstrem, yang terberat."  

CAESAR AKBAR | IVANSYAH (CIREBON) | MURTADHO (BOGOR) | NOFIKA DIAN (MADIUN) | DIDIT HARIYADI (MAKASSAR) | SEPTHIA RYANTIE (SOLO)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus