BISNIS itu bisa kejam. Sejak awal Mei silam, puluhan ribu anak ayam ras (DOC), di wilayah Jabotabek, telah dibakar oleh para pemiliknya. Terakhir, Sabtu dua pekan lalu, sekitar 200.000 ekor DOC dihanguskan oleh PT CSIF, di Kampung Hambulu, Desa Pondok Udik, Parung, Bogor. Diakui oleh kalangan pengusaha di wilayah itu, bahwa menjelang bulan Puasa lalu, kalangan breeding farm telah memproduksi DOC besar-besaran. Mereka berharap, DOC bisa terserap oleh pasar yang ketika itu sedang kosong. Ternyata, produksi mereka malah membludak. "Kalau tak dibakar, maka pengusaha akan menanggung beban biaya ransum dan obat-obat yang tak sedikit," kata seorang peternak. Pembakaran DOC, konon, ada kaitannya dengan perang harga di antara beberapa pengusaha ayam ras. Berlebihnya suplai mengakibatkan harga bibit ayam akhir-akhir ini merosot tajam. Menjelang Puasa, misalnya, harga DOC mencapai Rp 720 per ekor, tapi setelah Lebaran menukik sampai Rp 200 per ekor. Pembakaran itu sangat disesalkan oleh Endang Suharya, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, "Kami telah menegur para pengusaha itu," katanya pada TEMPO. Sebuah tim dari Ditjen Peternakan telah diterjunkan untuk meneliti "kekejaman", yang kabarnya juga pernah dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini