Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC PT Fast Food Indonesia Tbk. pada hari ini akan membuka gerai Taco Bell pertama di Tanah Air. “Rencana untuk umum akan dibuka besok, 18 Desember 2020,” kata Regional Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk. Ika Diah Rhanny, Kamis, 17 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi di laman IDX, perusahaan pemilik gerai makanan siap saji dengan kode emiten saham FAST itu menyebutkan rencana ekspansi berikutnya menunggu bagaimana kinerja dari gerai Taco Bell pertama tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk rencana membuka gerai lagi kami menunggu growth potential dari Taco Bell ini karena Taco Bell merupakan brand baru yang beredar di masyarakat Indonesia,” demikian tertulis dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, Selasa, 15 Desember 2020.
Lebih jauh Ika Diah menjelaskan, gerai pertama Taco Bell akan hadir di bilangan Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Restoran cepat saji yang terkenal dengan aneka makanan – makanan yang terinspirasi dari makanan Meksiko ini diharapkan dapat meramaikan industri makanan cepat saji di dalam negeri di tengah pandemi yang memukul banyak pihak.
Saat ini, berdasarkan laman Taco Bell, restoran cepat saji ini telah berada di banyak negara, seperti Thailand, Filipina, Brasil, Jepang, Korea, India, Belanda, Amerika Serikat, Ingris, dan beberapa negara lainnya.Saat ini, berdasarkan laman Taco Bell, restoran cepat saji ini telah berada di banyak negara, seperti Thailand, Filipina, Brasil, Jepang, Korea, India, Belanda, Amerika Serikat, Ingris, dan beberapa negara lainnya.
KFC sebelumnya melaporkan proyeksi kerugian sepanjang tahun 2020 yang tidak dapat dipulihkan di akhir tahun. Dengan sisa kuartal terakhir, KFC berharap dapat recovery di tahun 2021.
Perseroan mencatat kerugian per September 2020 mencapai Rp 298,33 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan posisi keuntungan sebesar Rp 175,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kerugian tersebut dipicu oleh koreksi pendapatan sebesar 28,47 persen secara tahunan menjadi hanya Rp 3,59 triliun.
Adapun pendapatan terbesar perseroan hingga akhir kuartal ketiga tahun ini masih dicatatkan oleh penjualan makanan dan minuman kepada pihak ketiga yang berkontribusi sebesar Rp 3,54 triliun. Selain itu pendapatan terbesar berikutnya berasal dari penjualan konsinyasi CD sebesar Rp 41,5 miliar.
Jika dilihat berdasarkan segmen geografisnya, pendapatan perseroan paling banyak berasal dari restaurant support center (RSC) Jakarta yang berkontribusi sebesar Rp 1,28 triliun, diikuti oleh RSC lainnya senilai Rp 1,11 triliun, dan RSC Makassar sebesar Rp 417,35 miliar.
BISNIS