Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada 24 Februari lalu. Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi sekaligus adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo memaparkan peresmian Danantara menjadi momen emosional bagi presiden ke-8 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musababnya ia mengeklaim lembaga ini merupakan ide orang tua mereka, Sumitro Djojohadikusumo. “Berdirinya Danantara ini bagi Pak Prabowo sangat emosional. Karena sesungguhnya Danantara ini adalah gagasan dari orang tua kami,” ucap Hasim saat berpidato dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel The Westin Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adik kandung Prabowo itu mengenang sekitar era 1980 dan 1990-an, Sumitro Djojohadikusumo sempat merencanakan pendirian lembaga investasi besar tersebut. Sayangnya, kata Hashim, pemerintah yang berkuasa kala itu belum berkenan mengabulkan.
Sehingga ayah mereka tak bisa mewujudkan idenya. “Tapi Tuhan tahu yang terbaik. 40 tahun kemudian putranya, Putra Sumitro, diberikan kesempatan untuk mewujudkan cita-cita impian orang tua kami,” kata Hashim.
Sumitro Djodjohadikusumo adalah ekonom sekaligus politikus. Ayah Prabowo ini sempat menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian serta Menteri Keuangan di masa kepemimpinan Presiden Sukarno. Pada pemerintahan Presiden Soeharto, Sumitro menjabat sebagai Menteri Perdagangan (1968-1972) dan Menteri Negara Riset (1972-1978).
Sementara itu Prabowo menargetkan Danantara untuk mengoptimalkan pengelolaan investasi dan aset perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lembaga ini bakal mengelola aset perusahaan pelat merah yang diperkirakan mencapai US$ 900 miliar. Sedangkan pendanaan awalnya ditargetkan mencapai US$ 20 miliar.