Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Melemah Imbas Saham Prajogo Pangestu Ambruk, Berikut Rekomendasi Perdagangan Pekan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup melemah 0,83 persen level 7.743 pada perdagangan pekan lalu.

23 September 2024 | 09.47 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,53% atau 40,8 poin ke level 7.721,84 pada perdagangan Jumat, 6 September 2024. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.683,70-7.754,47. Sebanyak 24,2 miliar saham diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp9,52 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,53% atau 40,8 poin ke level 7.721,84 pada perdagangan Jumat, 6 September 2024. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.683,70-7.754,47. Sebanyak 24,2 miliar saham diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp9,52 triliun. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup melemah 0,83 persen level 7.743 pada perdagangan pekan lalu. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, mengatakan pelemahan IHSG terdampak saham-saham Prajogo Pangestu yang ambruk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saham milik Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dikeluarkan dari indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel. “Saham grup Barito tersebut melemah 25 persem setelah keluar berita terkait FTSE,” ujar David lewat keterangan resmi, dikutip Senin 23 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ambruknya saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di sektor infrastruktur itu turut menarik tumbang saham Prajogo lain seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Pada Kamis, 19 September 2024 lalu FTSE mengumumkan akan mengeluarkan BREN dari indeks FTSE Global Equity Series-Large Cap karena terganjal aturan kewajiban free float. 

Di awal pekan ini, David mengatakan semua mata akan tertuju pada global market, khususnya data-data Price Consumption Expenditure (PCE) US. Dari dalam negeri, penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin membuat Rupiah semakin menguat dan memengaruhi pasar. 

Sentimen ini direspons oleh investor asing yang membukukan pembelian bersih di pasar reguler sebesar Rp 4.2 triliun pada minggu lalu. Pembelian asing didominasi oleh big banks atau emiten bank besar, TLKM dan ASII. Di sisi lain, data PMI Indonesia terkontraksi sedikit di bawah area 50, namun ada dorongan dari kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia

David merekomendasikan 3 saham untuk perdagangan pekan ini, mulai Senin, 23 September hingga Jumat, 27 September 2024.

1.  PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM  

Jika dilihat lebih detail menggunakan beberapa indikator seperti Konvergensi/divergensi rata-rata bergerak atau Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan MA5, terkonfirmasi bahwa harga bergeraknya masih mengarah ke atas yang ditopang dengan histogram positif. Di sisi lain, pada perdagangan terakhir Jumat lalu, terlihat ada kenaikan volume yang menandakan banyak tekanan beli tersengat sentimen pemangkasan suku bunga.

2. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk atau LSIP

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 62 Tahun 2024 resmi menurunkan tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit. Tarif pungutan ekspor yang lebih rendah akan meningkatkan daya saing CPO dibandingkan minyak–minyak nabati lainnya, sehingga berpotensi meningkatkan permintaan dan memberikan dukungan (support) pada harga CPO. Hal ini akan berdampak positif terhadap emiten-emiten sawit termasuk LSIP.

3. PT Astra Otoparts Tbk atau AUTO 

Secara teknikal AUTO yang sebelumnya bergerak downtrend, secara perlahan mulai membentuk trend baru. Secara pergerakan harga, AUTO saat ini bergerak di atas indikator MA5 & MA20. Selama fase kenaikan ini juga terlihat dari sisi volume perdagangan AUTO yang naik di atas rata-rata ketika dalam fase turun. Sedangkan jika dilihat melalui indikator MACD, garis line baru saja golden cross dan histogram mulai positif dan ini adalah indikasi dari awal mula kenaikan suatu saham.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus