DI lapangan udara Kemayoran, sebagian orang biasanya bosan
menunggu. Tapi 40 pesawat televisi sudah terpasang di berbagai
pojok ruangan terminal. Semua itu menghibur pengunjung. Ada show
John Travolta, Bee Gees atau sirkus. Sesekali ada pengumuman
pesawat mendarat atau berangkat. Dan sebagai selingan muncul
berbagai iklan, pesan komersial, yang disingkirkan dari siaran
TVRI.
Siaran yang diproyeksikan dari pesawat video dengan sistem Close
Circuit TV (CCTV) itu dihidangkan oleh Perum Angkasa Pura yang
bekerjasama dengan PT Adhidharma Cipta. Pihak Angkasa Pura
memasang pesawat televisi itu de ngan biaya Rp 90 juta, lengkap
dengan pusat CCTV-nya. PT Adhidharma Cipta mengelola siaran dan
pemasukan iklan nya. "Ada pembagian keuntungan," kata Hari
Soebagyo, Direktur Utama Perum Angkasa Pura.
Hari Soebagyo merencanakan juga pemasangan CCTV di Halim
Perdanakusumah dan Ngurah Rai di Bali. Tujuannya adalah
meningkatkan pelayanan bagi pemakai jasa jaringan udara itu.
Pengumuman tidak hanya melalui pengeras suara tetapi terpampang
pula di pesawat televisi. Siaran hiburan maupun iklan dipotong
sebentar kalau dari information ada pengumuman. Selain itu, Hari
Soebagyo juga merencanakan kerjasama dengan TVRI, agar program
TVRI bisa masuk ke CCTV.
Dan jelas siaran iklan, yang ditiadakan di TVRI dan dibatasi di
media cetak, mendapat wadah baru di CCTV. "Yang paling tepat di
CCTV adalah iklan yang perlu bagi orang dalam perjalanan," kata
J.I. Hanafi Daud, Direktur Utama PT Adhidharma Cipta. Contohnya,
iklan hotel, biro perjalanan, dan kebutuhan konsumen seperti
sabun dan obat.
Sambutan biro iklan dan produsen terhadap Video Ad dari CCTV,
kata Hanafi, cukup besar. Semenjak dimulainya siaran ini
(November), berbagai produsen sudah memasang iklan di CCTV
Kemayoran untuk mempromosikan antara lain minuman, pesawat
televisi dan produksi National Gobel.
Ada dua tarif yang ditawarkan. Yaitu Rp 210 ribu perminggu untuk
siaran iklan 30 detik, dan Rp 350 ribu seminggu untuk iklan 60
detik. Setiap iklan itu disiarkan 10 kali seharinya dari pukul 4
pagi sampai pukul 7 malam. "Harga itu sangat murah bila
dibandingkan dengan biaya pemasangan iklan di media lain," ujar
Ach Ansori Surapati, anggota direksi PT Adhidharma.
Melalui brosurnya, biro iklan itu menyatakan biaya melalui CCTV
sekitar Rp 2,98 untuk perseribu pemirsa. Sementara untuk jumlah
yang sama biaya pemasangan iklan di harian terkemuka mencapai Rp
6,48 dan di bioskop Rp 62,47. "Memasang iklan di Video Ad sama
dengan memasang di 25 bioskop," kata PT Adhidharma, yang
menaksir 6 juta pengunjung di Kemayoran tahun ini.
Tanu Sutomo dari bagian promosi Hero Supermarket membenarkan
keuntungan itu. "Dengan uang Rp 210 ribu, iklan di harian hanya
dapat satu kolom dan sehari hilang," kata Tanu Sutomo. Dia
mengiklankan beberapa minuman impor di CCTV.
Tetapi tidak semua pengunjung memperhatikan siaran itu. Banyak
pengunjung di ruangan tunggu lebih asyik mengobrol daripada
melihat televisi. Ada pula yang menontonnya terlalu asyik,
seperti seorang penumpang jurusan Padang konon pernah terlambat
naik ke pesawat. Ada pula yang bosan melihatnya. "Setiap hari
itu-itu saja yang disiarkan, bahkan diulang dua tiga kali," kata
Chumaidy, seorang petugas keamanan Garuda. Ia menginginkan
siaran itu lebih bervariasi. Itu tidak gampang. Lagi pula,
menurut Hanafi, sebagian besar penontonnya tidak tetap di
tempat, sewaktu-waktu bisa berangkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini