Indikator

PAJAK sedang digalakkan di sini. Tapi Presiden Ronald Reagan berkampanye agar dunia menciutkan pajak. Reagan, kabarnya, pekan ini hendak mendesakkan hal itu dalam pertemuan tingkat tinggi Masyarakat Ekonomi Eropa di Bonn. Kebijaksanaan ini diperkirakan bisa merangsang kembali pertumbuhan ekonomi negara-negara itu, mencegah pelarian modal, dan memperkuat mata uang masing-masing. Banyak ruang perpajakan terlihat bisa diciutkan di Eropa. Misalnya pada pajak penghasilan. Menurut Asian Wall Street Journal, pekan lalu, di Prancis tarif PPh-nya 50% untuk penghasilan di atas US$ 21.000 (sekitar Rp 21 juta) dan 67% untuk penghasilan sekitar Rp 80 juta. PPh di Jerman Barat bertarif 56% untuk penghasilan di atas Rp 42 juta. Di Inggris 50% untuk penghasilan di atas Rp 22 juta dan 60% di atas Rp 36 juta. Di Belanda 50% pada penghasilan di atas Rp 12 juta dan 72% untuk di atas Rp 61 juta. PPh di Swiss dianggap paling rendah: 13,2% untuk penghasilan di atas Rp 35 juta. Di AS sendiri, yang kini berlaku PPh 50% untuk penghasilan di atas Rp 81 juta, diusulkan dalam undang-undang paling tinggi 30%. Sedangkan PPh yang berlaku di Indonesia sejak tahun lalu yakni 15% untuk penghasilan di atas Rp 960.000 bagi orang pribadi.