PARA pejabat pasar modal di Indonesia Filipina, Singapura, Malaysia, Muangthai, Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan belum lama ini menerima kiriman kuesioner dari Osaka Securities Exchange (OSE). "Kami sedang menjajaki kemungkinan perusahaan perusahaan Asia mendaftarkan saham mereka untuk diperdagangkan di sini," tutur Yuji Ohura, gubernur OSE, seperti dikutip pers dua pekan lalu. Pusat utama perdagangan di Jepang,Osaka,telah bergeser ke Tokyo.Di Tokyo sekarang sudah ada pasar modal untuk 11 perusahaan asing yang semuanya bukan dari Asia."Bila pengusaha orang Eropa dan Amerika berpikir tentang Jepang,mereka terpikir segera tentang Tokyo. Sedangkan orang Asia Tenggara,selain tahu Tokyo,juga ingat Osaka," kata Ohura.Karena itu, ia hendak membuka pasar modal untuk perusahaan-perusahaan Asia di Osaka. Di Jepang kini uang berlimpah.Dari dana pensiun, misalnya,sekarang ini tersimpan lebih dari US$ 50 milyar. Namun, yang dikhawatirkan OSE yakni batasan-batasan yang diberikan pemerintah-pemerintah negara Asia, termasuk Jepang, khususnya yang menyangkut international capital flow. Korea Selatan menyatakan, belasan perusahaan tertarik menjual saham di OSE, tetapi pemerintah tidak mengizinkan. Belum jelas bagaimana sikap pengusaha dan pemermtah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini