Target inflasi yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara sebesar 9 persen tampaknya bakal terlampaui. Sampai November lalu, angka inflasi tahun ini sudah mencapai 8,72 persen. Inflasi bulan November 1,85 persen—tertinggi kedua setelah angka inflasi Januari 2002. Jika melihat angka inflasi pada bulan Desember selama tiga tahun terakhir yang rata-rata di atas 1,6 persen, agaknya pemerintah dan Bank Indonesia akan sulit menekan tingkat inflasi pada tahun ini di bawah dua digit. "Inflasi Desember biasanya lebih tinggi dari November karena ada Lebaran, Natal, dan Tahun baru," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Soedarti Surbakti, dalam keterangan persnya, awal Desember ini.
Tingginya inflasi ini diperkirakan akan menghambat penurunan suku bunga. Salah satu kebijakan moneter yang bisa dilakukan Bank Indonesia, ialah mempertahankan suku bunga pada tingkat sekarang untuk menghambat laju uang beredar. Yang bisa membuat runyam adalah rencana pemerintah menaikkan berbagai tarif dan harga sejumlah komoditas pokok pada Januari mendatang, yakni telepon, listrik, dan gas. Kemungkinan besar pemerintah juga akan repot menekan laju inflasi tahun depan, yang dipatok 8 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini