SETELAH melewati proses tender dan lobi yang alot, Pertamina akhirnya memutuskan membeli dua kapal tanker raksasa dari Hyundai, Korea. Harga tanker yang jenisnya lazim disebut very large crude carrier (VLCC) itu sekitar US$ 65 juta (Rp 585 miliar) per buah. Namun penandatanganan kontrak pembuatannya masih harus menunggu persetujuan dari pemerintah.
Tanker yang ditawarkan Hyundai itu lebih murah harganya ketimbang buatan Hitachi, Jepang, yang mencapai US$ 71 juta alias Rp 639 miliar. Tawaran Hyundai juga mengalahkan sesama perusahaan Korea, Samsung, yang menawarkan tanker seharga US$ 72,5 juta atau sekitar Rp 652,5 miliar per buah.
Untuk menguatkan lengan distribusinya, Pertamina memang berencana menambah armadanya dengan 12 tanker baru. Ukurannya dari yang berbobot mati 3.500 ton sampai 260 ribu ton. Buat membeli 12 tanker itu, Pertamina telah menyiapkan dana US$ 300 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. Selain membeli dua supertanker dari Korea, Pertamina telah memesan dua tanker lain yang berukuran lebih kecil ke galangan kapal di dalam negeri, yaitu PT Koja Bahari dan PT Nanindah.
Bagaimana dengan pengadaan delapan tanker lain? Prosesnya masih berbelit. Soalnya, masih ada perbedaan pendapat di antara para pejabat. Ada yang ingin kapal-kapal itu dibuat di dalam negeri, dengan alasan untuk menghidupkan industri galangan kapal dalam negeri. Ada juga yang ingin mengimpor, dengan alasan harganya lebih murah dan mutunya lebih baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini